Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

RSS

materi sosiologi kelas XI semester I dan II

RINGKASAN MATERI SOSIOLOGI
SEMESTER 1 & 2
KELAS XI









HENI RAHMAWATI








SMA NEGERI 2 TAMBUN UTARA
Bab I
STRUKTUR SOSIAL DAN DIFERENSIASI SOSIAL


1.1. Pengertian dan ciri Struktur Sosial
  • Pengertian Struktur Sosial :Struktur sosial adalah tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat, di dalam struktur sosial  tersebut terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan yang menunjuk pada suatu keteraturan perilaku.

       Pengertian struktur sosial menurut Ahli :
  • Coleman : Pola hubungan antar manusia dan antarkelompok manusia
  • Kornblum : Pola perilaku individu dan kelompok, yaitu perilaku  berulang-ulang yang menciptakan  hubungan antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat
  • Soerjono soekanto : sebuah hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial dan peranan-peranan sosial

         Ciri-ciri Struktur Sosial :
  • struktur sosial mengacu pada hubungan sosial yang pokok, yang dapat memberikan bentuk pada masyarakat
  • struktur sosial mencakup semua hubungan sosial antara individu-individu pada saat tertentu
  • struktur sosial meliputi seluruh kebudayaan dalam masyarakat
  • struktur sosial merupakan realitas sosial yang bersifat statis dan memiliki kerangka yang membentuk suatu tatanan
  • struktur sosial merupakan tahapan perubahan dan perkembangan masyarakat yang mengandung dua pengertian. Pertama di dalam struktur sosial terdapat peranan yang bersifat empiris, kedua di dalam setiap perubahan dan perkembangan tersebut terdapat tahap perhentian.


Fungsi Struktur Sosial

Menurut Mayor Polak ada 3 fungsi struktur social :
·        Sebagai pengawas social, yakni penekanan terhadap kemungkinan terjadi pelanggaran atas norma dan nilai dan peraturan kelompok atau masyarakat
·        Sabagai dasar untuk menanamkan disiplin social kelompok atau masyarakat
·        Struktus social merupakan karakteristik yang khas dimiliki oleh masyarakat

Bentuk Struktur social

Dilihat dari sifatnya :

·        Struktur social Kaku                 :
Struktur social merupakan bentuk struktur social yang tidak bias diubah atau sekurang-kurangnya masyarakat mengalami kesulitan besar untuk melakukan perpindahan status/kedudukan

·        Struktur social kaku                  :
Struktur social yang setiap anggotanya  bebas bergerak melakukan perubahan status / kedudukannya

·        Struktur social formal                :
Struktur social yang diakui oleh pihak berwenang, contoh lembaga pemerintahan tingkat kabupaten yang terdiri dari bupati, wakil bupati, sekwilda dsb.

·        Struktur social informal             :
Struktur social yang nyata ada dan berfungsi tetapi tidak memiliki ketetapan hukum dan tidak diakui oleh pihak berwenang, contoh tokoh masyarakat yang disegani.


Dilihat dari identitas anggota masyarakatnya

·        Struktur social heterogen           :
Struktur social yang ditandai oleh keragaman identitas anggota masyarakatnya

·        Struktur social homogen            :
Struktur social yang ditandai oleh keanggotaannya sama / sejenis

Dilihat dari ketidaksamaan social :

·        Diferensiasi Sosial         ( Secara horizontal )
·        Stratifikasi Sosial          ( Secara vertikal )

·        Secara horizontal merupakan struktur masyarakat dengan berbagai kesatuan social berdasarkan perbedaan perbedaan suku, agama, dan adat istiadat yang dikenal dengan istilah diferensiasi social

·        Secara vertical merupakan struktus social yang ditandai oleh kesatuan kesatuan social berdasarkan perbedaan pelapisan social baik lapisan atas maupun lapisan bawah yang dikenal dengan istilah stratifikasi social

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIYg3scpnUW4B_4-WYa8F5UVbxlkb3kx10KudXAlwja1WPogX9QUV6UMrdOksf3p64dbKqNIK_mB1ETuLh37hTbrsQ_xmD8ElqN1vqpPl36Tsqz_kLZizzi8HEwDVk5MJhStNJO4Vopous/s320/heterogenitas.jpg
Faktor pembentuk ketidaksamaan social
·        Factor geografis : Perbedaan mata pencaharian, tradisi, letak geografis, iklim, suhu, dll.
·        Factor etnis
·        Kemampuan / potensi diri
·        Latar belakang social

Menurut pendapatan Peter M. Blau

·        Intersected social structuce :Struktur social yang keanggotaannya bersifat menyilang
·        Consolidated social structure : Struktur social yang setiap anggotanya tumpang tinggi paramenter ( tolak ukur ), dan mengakibatkan penguat identitas keanggotaan

Unsur – unsur struktur social 

menurut Soerjono Soekanto unsur – unsur social dalam struktur social meliputi :
·        Kelompok social
·        Kebudayaan
·        Lembaga social
·        Stratifikasi social
·        Kekuasaan dan wewenang

Diferensiasi Sosial

Pengertian Deferensiasi Sosial
Diferensiasi social adalah perbedaan individu atau kelompok dalam masyarakat yang tidak menunjukan adanya suatu tingkatan (hirarki). Dengan kata lain diferensiasi social adalah klasifikasi terhadap perbedaan-perbedaan yang biasanya sama.

Diferensiasi social dikenal juga dengan istilah kemajemukan – kemajemukan social ditandai dengan perbedaan-perbedaan sebagai berkut:
·        Berdasarkan ciri fisik
·        Berdasarkan ciri social
·        Berdasarkan ciri budaya

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiO8iuD0AkFBYKGJILaAEvXnbVZXabfTTQsuBiOdtaq6CI0bYgWVi1OSANnejhj1JehqOdTfHDHtKw4kNzwRL66YBka-xNuc3ZNw-wNNf5mhFN0kObfdKwpNrVlkQCQGzHmYFB5wlWwaiws/s320/bentuk+struktur+sosial.jpg

Bentuk – bentuk diferensiasi social :
A.    Diferensiasi Ras,
B.     Diferensiasi Etnis,
C.     Diferensiasi Agama
D.     Diferensiai Gender


Diferensiasi Ras,
Pengelompokan manusia berdasarkan ras merupakan pengelompokan manusia yang bersifat jasmaniah, berdasarkan pada cirri-ciri fisik, seperti warna kulit, rambut, serta bentuk-bentuk bagian wajah.
Dengan kata lain diferensiaisi ras adalah gelompokan masyarakat berdasarkan ciri – ciri  fisiknya

Ras  adalah Pengelompokan manusia yang didasarkan oleh ciri fisik termasuk cirri genotif.

Pembagian Ras di dunia menurut A.L Kroeber :
a.       Ras Austroloid mencakup penduduk asli Australia
b.      Ras Mongoloid mencakup Asiatic Mongoloid
c.       Ras Kaukosoid mencakup Nordic, Mediteranian, dan India
d.      Ras Negroid mencakup African, Nergrito
e.       Ras – Ras khusus mencakup Bushman, Veddcid, Polynesian, Ainu

Diferensiasi Etnis (Suku Bangsa)
Diferensiasi etnis atau suku bangsa menunjukan bahwa masyarakat terdiri atas berbagai suku bangsa dengan bahasa dan kebudayaan masing-masing.
Dengan kata lain diferensiasi etnis merupakan perbedaan manusia /penggolongan manusia berdasarkan cirri-ciri budaya , yang mencakup  bahasa, kesenian, dan dapt istiadat. ( atas identitas dan kebudayaan )

Etnis adalah suatu kelompok golongan manusia yang terikat oleh kesadaran aktivitas akan kesatuan kebudayaannya sendiri.

Diferensiasi Agama
Diferensiasi social atas dasar agama terwujud dalam kenyataan social bahwa masyarakat terdiri atas orang-orang yang menaganut suatu agama tertentu termasuk dalam suatu komunitas atau golongan yang disebut umat.
Dengan kata lain diferensiais agama adalah pengelompokan masyarakat berdasarkan kepercayaan /agama, mencakup Islam, Khatolik, Kristen, Hindu, dan Buddha.

Menurut Emile Durkheim agama adalah sistem terpercaya yang terdiri atas kepercayaan yang berhubungan dengan hal- hal suci.
Agama berisi tentang :
a.       Sesuatu yang dianggap sacral , melebihi kehidupan duniawi
b.      Sekumpulan kepercayaan tentang hal yang dianggap sacral
c.       Penegasan kepercayaan dengan melaksanakan ritual, yaitu aktifitas keagamaan
d.      Sekumpulan kepercayaan yang ikut dalam ritual yang sama.



Diferensiasi Gender
Pada umumnya orang mengangap istilah gender sama dengan seks (jenis kelamin) , tetapi sesungguhnya tidaklah demikian.

Menurut William Ogburn , perbedaan secara seks adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara biologis, yaitu karakter primer, seperti alat kelamin,  sedangkan perbedaan gender cara berperilaku pria dan wanita yang ditentukan oleh kebudayaan atau kodratnya dan kemudian menjadi bagian kepribadiannya.


·        Pengertian Gender adalah pola perilaku seseorang yang dibentuk oleh kebudayaan/ kodrat

·        Pengertian Peran Gender sebagai pembedaan jenis kelamin, pria dan wanita secara biologis pria memiliki kekuatan fisik yang melebihi wanita, sedangkan wanita memiliki kemampuan mengandung dan melahirkan anak.


Pengaruh Diferensiasi Sosial

·        Primodialisme, yaitu pandangan atau paham yang menunjukan sikap berpegang teguh padahal yang semula di bawa sejak semula melekat pada diri individu, seperti suku, bangsa, ras, dan agama. ( Sejak Lahir )
·        Etnosentrisme, yaitu suatu sikap menilai kebudayaan masyarakat lain dengan menggunakan ukuran – ukuran yang berlaku dimasyarakatnya
·        Sektarian, yaitu keadaan dimana sebuah kelompok atau organisasi tertentu dikelilingi oleh sejumlah organisasi masa, baik formal atau informal
·        Kosolidasi, merupakan usaha untuk memperkuat suatu hubungan

Sisi Positif Primodialisme :
·        Mengikat / memperkuat suatu kelompok / golongan terutama menghadapi ancaman dari luar

Sisi Negatif Primodialisme :
·        Membangkitkan permusuhan terhadap kelompok lain

Sisi Positif Etnosentrisme :
·        Menjaga keutuhan dan kestabilan budaya
·        Mempertinggi semangat patriotisme dan kesetiaan pada bangsa
·        Memperteguh rasa cinta terhadap budaya dan bangsa
Sisi Negatif Entosantrisme :
·        Mengakibatkan konflik social dan budaya




Bab II
STRATIFIKASI SOSIAL
1.1 Pengertian
Secara harafiah:
dari bahasa latin yaitu stratum dan socius.

  • stratum : tingkatan 
  • socius : teman atau masyarakat 
  • secara harafiah stratifikasi sosial berarti Tingkatan-tingkatan yang ada dalam masyarakat
  • Menurut ahli: 
  • Pitrim A. Sorokin: Pembeda penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.
  • Max Webber: Penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise.
  • Paul B.Horton dan Chester : Sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat Dari Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa stratifikasi sosial adalah pembedaan kelas-kelas secara vertikal yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang lebih tinggi sampai yang paling rendah.
1.2 Faktor-faktor penyebab Terbentuknya stratifikasi sosial Faktor-faktor penyebab Terbentuknya stratifikasi sosial dalam masyarakat didukung oleh: a. Perbedaan ras dan kebudayaan b. Adanya spesialisasi dalam bidang pekerjaan. c. Adanya kelangkaan dalam masyarakat menyangkut pembagian hak dan kewajiban.

1.3 Dasar-dasar stratifikasi sosial Kriteria untuk menggolongkan masyarakat ke golongan tertentu ditentukan oleh: a. Kekayaan. b. Kekuasaan. c. Kehormatan. d. Pendidikan/pengetahuan.

1.4 Unsur-unsur stratifikasi sosial Stratifikasi sosial memiliki dua unsur yaitu:
a.Status
b. Peran Status Adalah posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial.

Ø 3 cara memperoleh status:
  • Ascribe Status, merupakan kedudukan yang di peroleh seseorang melalui kelahiran.
  • Achived Status, merupakan status atau kedudukan seseorang yang diperoleh melalui usaha-usaha yang disengaja
  • Assigned Status, merupakan status atau kedudukan yang diberikan.

Peran Adalah perilaku yang sesungguhnya dari orang yang melakukan peranan.
Menurut Soerjono Soekanto di dalam peran mengandung tiga hal,yaitu :

  • Norma-norma di dalam masyarakat
  • Konsep tentang yang dilakukan
  • perilaku individu 

1.5 Sifat-sifat stratifikasi sosial Stratifikasi memiliki tiga sifat, yaitu: a. Stratifikasi tertutup b. Stratifikasi sosial terbuka c. Stratifikasi sosial campuran Stratifikasi Tertutup Adalah Sistem pelapisan yang jalan masuk menjadi anggota atau warga suatu pelapisan tertentu hanyalah melalui kelahiran. Contoh Pelapisan pada masyarakat berkasta, pada masyarakat dengan sistem feodal, atau pada masyarakat yang masih menggunakan kriteria ras sebagai dasar pelapisan sosialnya.

   Stratifikasi Terbuka Adalah Setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk naik ke pelapisan sosial yang lebih tinggi karena kemampuan dan kecakapannya sendiri, atau turun ke pelapisan sosial yang lebih rendah bagi mereka yang tidak cakap dan tidak beruntung. Contoh Masyarakat di negara industri maju atau masyarakat pertanian yang telah mengalami gelombang modernisasi

Stratifikasi Campuran Adalah Stratifikasi gabungan antara stratifikasi terbuka dan tertutup. Contoh Kehidupan masyarakat Bali, walaupun budaya masyarakatnya tertutup, tetapi secara ekonomi sistem pelapisan sosialnya bersifat terbuka.

Wujud Stratifikasi Sosial Stratifikasi sosial Ekonomi Pembagian/stratifiksi masyarakat berdasarkan ekonomi akan membedakan masyarakat atas kepemilikan harta. Berdasarkan kepemilikan harta. Masyarakat dibagi dalam tiga kelas.: a. Kelas atas, terdiri dari kelompok orang-orang kaya dengan leluasa dapat memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan secara berlebihan. b. Kelas menengah, terdiri dari kelompok orang-orang yang berkecukupan yang sudah bisa memenuhikebutuhan pokok (primer). c. Kelas bawah, Terdiri dari orang-orang miskin yang masih belum dapat memenuhi kebutuhan primer. Arisoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi tiga kelas, yakni : a. golongan sangat kaya, b. golongan kaya, dan c. golongan miskin. Arisoteles menggambarkan ketiga kelas tersebut dalam sebuah piramida. : 1. Golongan sangat kaya 2. Golongan kaya 3. Golongan miskin

Dari Tiga kelas sosial masing-masing masih dapat dibagi menjadi subkelas sehingga kalau digambarkan akan menjadi sebagai berikut. : a. Kelas atas : 1. Kelas atas atas (AA) 2. Kelas atas menengah (AM) 3. Kelas ata bawah (AB) b. Kelas menengah 1. Kelas menengah atas (MA) 2. Kelas menengah menengah (MM) 3. Kelas menengah bawah (MB) c. Kelas bawah 1. Kelas bawah atas (BA) 2. Kelas bawah menengah (BM) 3. Kelas bawah bawah (BB) Wujud Sosial Kriteria sosial Pelapisan masyarakat secara sosia; ialah sistem pengelompokan masyarakat menurut status umumnya nilai status sosial dalam masyarakat diukur dari prestis (gengsi). Contoh: orang lebih memilih bekerja dikantor dari pada menjadi pedagang Pada masyarakat Bali, status masing-masing orang ditentukan berdasarkan kasta sehingga tidak memungkinkan untuk berpindah status. Hal lain yang dianggap penting adalah menyangkut: a. Hukum adat b. Perkawinan c. Sopan santun Wujud Politik Pelapisan masyarakat berdasarkan kriteria politik, berarti pembedaan penduduk atau wujud masyarakat menurut kriteria wewenang dan kekuasaan-kekuasaan. Menurut Max Iver, ada tiga pola umum sistem status sosial: a. Tipe kasta b. Tipe oligarkhi c. Demokratis a. Tipe kasta Ciri-ciri: - Memiliki sistem stratifikasi kekuasaan dengan garis besar pemisah yang tegas dan kaku. - Garis pemisah antara masing-masing pelapisan hampir tidak mungkin ditembus. - Biasa di jumpai pada masyarakat berkasta. - Bersifat tertutup b. Tipe Oligarkhi Ciri-ciri: - Garis pemisahnya tegas diantara strata tapi perbedaan antara status yang satu dengan yang lain tidak begitu    mencolok. - Pelapisan dapat ditembus, karena bersifat terbuka. - Biasa terdapat pada negara Tasisme atau Feodaly berkembang. - Kedudukan dipengaruhi oleh faktor kelahiran. c. Tipe demokratis Ciri-ciri: - Adanya pemisah antara lapisan yang sifatnya bergerak - Faktor kelahiran tidak menemukan kedudukan seseorang, yang terpenting adalah kemampuan dan kadang-kadang faktor keberuntungan. 1.7 Sistem stratifikasi pada masyarakat Indonesia Sistem pelapisan sosial yang pernah berlaku/dialami oleh masyarakat di Indonesia diantaranya akan dibagi pada berikut ini: A. Sistem pelapisan pada masyarakat pertanian      Berdasarkan pemilikan tanah, masyarakat pertanian dapat di bedakan atas 3 lapisan, yaitu:
  • Lapisan tertinggi, yaitu petani yang memiliki rumah, perkarangan, serta lahan.
  • Lapisan menengah, yaitu petani yang memiliki rumah serta perkarangan.
  • Lapisan terendah, yaitu petani yang tidak memiliki rumah,perkarangan ,serta lahan.
 Berdasarkan kreteria ekonomi :
  • Lapisan pertama : kaum elit desa yang memiliki cadangan pangan dan pengembangan usaha
  • lapisan kedua terdiri dari orang yang memiliki cadangan pangan saja
  • Lapisan ketiga : orang yang tidak memiliki cadangan pangan dan cadangan usaha dan mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan konsumsi perutnya agar tetap hidup
  •  
B. Sistem stratifikasi sosial pada masyarakat feudal Pola dasar masyarakat feudal sebagai berikut:
  • Raja dan kaum bangsawan merupakan pusat kekuasaan dan harus dihormati.
  • Terdapat lapisan utama, yaitu Raja dan kaum bangsawan dan lapisan bawah, yakni rakyat.
  • Ada pola ketergantungan dan patrimonialistik, artinya kaum fedral merupakann panutan yang harus disegani,sedangkan rakyat harus menghambat dan selalu dalam posisi di rugikan.
  • Terdapat pola hubungan antar kelompok yang ddeskriminatif.
  • Golongan bawah cenderung memiliki sistem stratifikasi tertutup. Contoh lapisan sosial pada masyarakat feodal
a. Lapisan sosial pada masyarakat Surakarta dan Yogyakarta 1. Kaum bangsawan. 2. Golongan priyayi, yaitu pegawai kerajaan yang memiliki pendidikan tinggi. 3. Golongan wong cilik

b. Lapisan sosial pada masyarakat Aceh 1. Keturunan raja atau bangsawan 2. Golongan kedua meliputi olei baalang 3. Rakyat biasa

c. Lapisan sosial pada masyarakat Makassar 1. Golongan bangsawan atau keturunan raja: o Ana karung, Ana karaeng 2. To-Merdeka 3. ATTA C. Sistem stratifikasi sosial pada zaman Belanda Secara garis besar digambarkan seperti bagan berikut ini :

1 Golongan Eropa 2. Golongan Timur Asing 3. Golongan Bumi Putera D. Sistem stratifikasi sosial pada zaman Jepang Secara garis besar digambarkan seperti bagan berikut ini : 1 Golongan Jepang 2. Golongan Bumi Putera 3. Golongan Cina & Eropa

E. Sistem stratifikasi sosial pada zaman Industri modern Secara garis besar digambarkan seperti bagan berikut ini :
1. Kel. Profesional
2. Kel. Profesional awal dan semi profesional
3. Buruh rendahan.




Bab III
KONFLIK SOSIAL DAN INTEGRASI SOSIAL
Pengertian Konflik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik diartikan sebagai percekcokan, perselisihan atau pertentangan. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih(atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tak berdaya.

Dalam Bahasa latin : Configere artinya saling memukul.

Pengertian Konflik menurut Ahli :
  • Soerjono Soekanto : Suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan /atau kekerasan.
  • Gillin and Gillin : konflik adalah bagian dari sebuah proses sosial yang terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi , kebudayaan dan perilaku.

Faktor-faktor Penyebab Konflik
Soejono Soekanto mengemukakan 4 faktor penyebab terjadinya konflik yaitu :
  • perbedaan antarindividu,
  • perbedaan kebudayaan ,
  • perbedaan kepentingan dan
  • perubahan sosial.

Perbedaan antarindividu
Merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian, atau ide yang berkaitan dengan harga diri, kebanggan, dan identitas seseorang.
Sebagai contoh anda ingin suasana belajar tenang tetapi teman anda ingin belajar sambil bernyanyi, karena menurut teman anda itu sangat mundukung. Kemudian timbul amarah dalam diri anda. Sehingga terjadi konflik.

Perbedaan Kebudayaan
Kepribadian seseorang dibentuk oleh keluarga dan masyarakat . tidak semua masyarakat memiliki nilai-nilai dan norma yang sama. Apa yang dianggap baik oleh satu masyarakat belum tentu baik oleh masyarakat lainnya.
Interaksi sosial antarindividu atau kelompok dengan pola kebudayaan yang berlawanan dapat menimbulkan rasa amarah dan benci sehingga berakibat konflik.

Perbedaan Kepentingan
Setiap kelompok maupun individu memiliki kepentingan yang berbeda pula. Perbedaan kepentingan itu dapat menimbulkan konflik diantara mereka.

Perubahan Sosial
Perubahan yang terlalu cepat yang terjadi pada suatu masyarakat dapat mengganggu keseimbangan sistem nilai dan norma yang berlaku, akibatnya konflik dapat terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara harapan individu dengan masyarakat.
Sebagai contoh kaum muda ingin merombak pola perilaku tradisi masyarakatny, sedangkan kaum tua ingin mempertahankan tradisi dari nenek moyangnya. Maka akan timbulah konflik diantara mereka.


Bentuk-bentuk Konflik

Menurut Lewis A. Coser konflik dibedakan menjadi 2 yaitu :
  1. Konflik realistis berasal dari kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem atau tuntutan yang terdapat dalam hubungan sosial.
  2. Konflik nonrealistis adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan yang antagonis(berlawanan), melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk meredakan ketegangan.

Berdasarkan kedua bentuk konflik diatas Lewis A. Coser membedakannya lagi kedalam dua bentuk konflik berbeda, yaitu :
  • Konflik In-group adalah konflik yang terjadi dalam kelompok itu sendiri
  • Konflik Out-Group adlah konflik yang terjadi antara suatu kelompok dengan kelompok lain.

Menurut Soerjono Soekanto konflik dibedakan menjadi 5 bentuk, yaitu :
  • Konflik atau pertentangan pribadi
  • Konflik atau pertentangan rasial
  • Konflik atau pertentangan antar kelas-kelas sosial
  • Konflik atau pertentangan politik
  • Konflik atau pertentangan yang bersifat internasional

Berdasarkan Sifatnya :
  • Konflik destruktif, merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak senang , rasa benci dan dendam dari seseorang ataupun kelompok orang . Pada titik tertentu konflik ini dapat merusak atau menghancurkan sebuah hubungan.
  • Konflik konstruktif, merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini muncul karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok dalam menghadapi suatu permasalahan. Konflik ini menghasilkan konsesus dari perbedaan pendapat menuju sebuah perbaikan.

Berdasrkan posisi pelaku yang berkonflik
  • Konflik vertikal, konflik antar komponen masyarakat didalam suatu struktur yang bersifat hirarkis
  • Konflik horisontal,konflik antara individu atau kelompok yang memiliki kedudukan relatif sama.
  • Konflik diagonal, merupakan konflik yang terjadi karena adanya ketidakadilan aloksi sumber daya ke seluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan ekstrim, contoh konflik poso


Berdasarkan sifat pelaku yang berkonflik
  • Konflik terbuka, merupakan konflik yang diketahui semua pihak, contoh konflik antara Israel dengan Palestina
  • Konflik tertutup, konflik yang hanya diketahui oleh orang-orang atau kelompok yang terlibat konflik

Berdasarkan konsentrasi aktivitas Manusia di dalam masyarakat:
  • Konflik sosial, merupakan konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan sosial dari pihak yang berkonflik. Konflik sosial dibedakan menjadi dua,yaitu :
1.      Konflik sosial vertikal : konflik yang terjadi antara masyarakat dengan negara.
2.      Konflik sosial horisontal : konflik yang terjadi antar etnis, suku atau agama.
  • Konflik Politik, yaitu konflik yang terjadi akibat terjadi karena perbedaan kepentingan yang berkaitan dengan kekuasaan
  • Konflik Ekonomi, konflik akibat adanya perebutan sumber daya ekonomi dari pihak yang berkonflik.
  • Konflik Budaya, konflik akibat adanya perbedaan kepentingan budaya dari pihak yang berkonflik.
  • Konflik Ideologi, konflik akibat perbedaan paham yang diyakini oleh seseorang atau sekolompok orang , contoh konflik saat G30-S/PKI

Dari sudut psikologi sosial, Ursula Lehr mengemukakan konflik sebagai berikut :
  • Konflik dengan orangtua
  • Konflik dengan anak-anak sendiri
  • Konflik dengan keluarga
  • Konflik dengan orang lain
  • Konflik dengan suami atau istri
  • Konflik disekolah
  • Konflik dalam pemilihan pekerjaan
  • Konflik agama
  • Konflik pribadi


Dampak Sebuah Konflik

Dampak sebuah konflik memiliki 2 sisi yang berbeda yaitu dilihat dari segi positif dan dari segi negatif.
Segi positif dari konflik adalah sebagai berikut:
  1. Konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau masih belum tuntas di telaah.
  2. Konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma, nila-nilai, serta hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan individu atau kelompok.
  3. Konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain.
  4. Konflik merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok.
  5. Konflik dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma baru.
  6. Konflik dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan yang ada di dalam masyarakat.
  7. Konflik memunculkan sebuah kompromi baru apabila pihak yang berkonflik berada dalam kekuatan yang seimbang.

Segi negatif dari konflik :
  1. Keretakan hubungan antarindividu dan persatuan kelompok.
  2. Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia.
  3. Berubahnya kepribadian para individu.
  4. Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah.


Konflik Dan Kekerasan

  • Dalam KBBI kekerasan didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabakan cedera atau matinya orang lain, atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain.
  • Secara sosiologis kekerasan umumnya teradi saat individu atau kelompok yang berinteraksi mengabaikan norma-norma dan nilai sosial dalam mencapai tujuan masing-masing.Akibatnya terjadilah konflik yang bermuara  kekerasan.

Teori – teori tentang Kekerasan :

Menurut Thomas santoso, terdapat 3 teori tentang kekerasan, yaitu :
  1. Teori Kekerasan sebagai tindakan aktor(individu) atau kelompok
    • Manusia melakukan kekerasan karena adanya faktor bawaan, seperti kelainan genetik atau fisiologis




  1. Teori Kekerasan Struktural
·        Kekerasan bukan berasal dari orang tertentu melainkan terbentuk dalam suatu sistem sosial. Para ahli memandang kekerasan tidak hanya dilakukan oleh aktor atau kelompok semata melainkan dipengaruhi oleh suatu struktur.

  1. Teori Kekerasan sebagai kaitan antara aktor dan struktural
·        Konflik merupakan sesuatu yang telah ditentukan sehingga bersifat endemik bagi kehidupan masyarakat. Oleh karena itu ada 4 jenis kekerasan yang diidentifikasikan, yaitu :
a.       kekerasan terbuka (yang dapat dilihat)
b.      kekerasan tertutup (kekerasan tersembunyi, berupa ancaman)
c.       kekerasan agresif (kekerasan yang dilakukan untuk mendapatkan sesuatu, penjambretan)
d.      kekerasan defensif (kekerasan yang dilakukan untuk melindungi diri)

Salah satu bentuk kekerasan kolektif yang akhir-akhir initerjadi adalah : terorisme.



Cara Pengendalian Konflik dan Kekerasan

Secara umum, ada tiga macam bentuk pengendalian konflik sosial, yaitu konsoliasi, mediasi dan arbitasi.

Konsoliasi
Dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan diskusi dan pengambilan keputusan yang adil di antara pihak yang bertikai.

Mediasi
Dilakukan apabila kedua pihak yang berkonflik sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai mediator.

Arbitasi
Dilakukan apabila kedua belah pihak sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan-keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik.

Ajudication
Cara penyelesaian konflik melalui pengadilan












INTEGRASI SOSIAL

Pengertian Integrasi Sosial
·        Dalam KBBI integrasi diartikan pembauran sesuatu yang tertentu hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat

·        Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebur dapat meliputi ras, etnis, agama bahasa, kebiasaan, sistem nilai dan lain sebagainya.

Pengertian integrasi sosial menurut ahli :
  • Menurut Baton : integrasi sebagai suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan fungsi penting pada perbedaan pada ras tersebut

Syarat terjadinya Integrasi
Menurut  William F. Ogburn dan Meyer Nimkoff, syarat  terjadinya integrasi sosial adalah :
  • Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan mereka
  • Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai nilai dan norma
  • Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten

Faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya proses integrasi
  • Homogenitas kelompok, pada masyarakat yang homogenitasnya rendah integrasi sangat mudah tercapai , demikian sebaliknya.
  • Besar kecilnya kelompok, jumlah anggota kelompok mempengaruhi cepat lambatnya integrasi karena membutuhkan penyesuaian diantara anggota.
  • Mobilitas geografis, semakin sering anggota suatu masyarakat datang dan pergi maka semakin mempengaruhi proses integrasi
  • Efektifitas komunikasi, semakin efektif komunikasi, maka semakin cepat integrasi anggota-anggota masyarakat tercapai.


Bentuk-bentuk integrasi sosial
  • Integrasi Normatif : integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku dimasyarakat,  contoh masyarakat Indonesia dipersatukan oleh semboyan Bhineka Tunggal Ika
  • Integrasi Fungsional, integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya fungsi-fungsi tertentu dalam masyrakat. Contoh Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi masing-masing, suku bugis melaut, jawa pertanian, Minang pandai berdagang.
  • Integrasi Koersif, integrasi yang terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki penguasa.. Dalam hal ini penguasa menggunakan cara koersif.

Proses Integrasi

  • Asimilasi : berhadapannya dua kebudayaan atau lebih yang saling mempengaruhi sehingga memunculkan kebudayaan baru dengan meninggalkan sifat asli.

  • Akulturasi : proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing (baru), sehingga kebudayaan asing (baru) diserap/diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri, tanpa meninggalkan sifat aslinya.

Faktor-faktor Pendorong Integrasi Sosial
  • Adanya tolerasnsi terhadap kebudayaan yang berbeda
  • Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi
  • Mengembangkan sikap saling menghargai orang lain dengan kebudayaannya
  • Adanya sikap yang terbuka dengan golongan yang berkuasa
  • Adanya persamaan dalam unsur unsur kebudayaan.
  • Adanya perkawinan campur (amalgamasi)
  • Adanya musuh bersama dari luar.




Bab IV
MOBILITAS SOSIAL 

A.  Pengertian Umum :
  • Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial yang ada pada istilah tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial. Jadi, mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang. 

Contoh lain, seorang anak pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Ia melakukan investasi di suatu bidang yang berbeda dengan ayahnya. Namun, ia gagal dan akhirnya jatuh miskin. Proses perpindahan posisi atau status sosial yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam struktur sosial masyarakat inilah yang disebut gerak sosial atau mobilitas sosial (social mobility) Pengertian menurut Ahli : 

  Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. • 
  Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.


Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa hal tersebut akan membuat orang menjadi lebih bahagia dan memungkinkan mereka melakukan jenis pekerjaan yang peling cocok bagi diri mereka. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial berbeda. Mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, tentu saja kebanyakan orang akan terkukung dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas sosial tertutup. Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodal atau pada masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi. 


B. Bentuk-bentuk mobilitas sosial 

Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas sosial , yaitu mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas social vertical dapat dibedakan lagi menjadi social sinking dan social climbing. Sedangkan mobilitas horizontal dibedakan menjadi mobilitas social antarwilayah (geografis) dan mobilitas antargenerasi.


1. Mobilitas vertikal
Mobilitas Vertika : adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal mempunyai dua bentuk yang utama :
  • Mobilitas vertikal keatas
  • Mobilitas vertikal ke bawah

A. Mobilitas vertical ke atas (Sosial Climbing) Sosial climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau kedudukan seseorang
Sosial climbing memiliki dua bentuk, yaitu :
  • Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana status itu telah tersedia. Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah. 
  • Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah ada. Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya naik. 
Adapun penyebab sosial climbing adalah sebagai berikut :
  •  Melakukan peningkatan prestasi kerja 
  • Menggantikan kedudukan yang kosong akibat adanya proses peralihan generasi
B. Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking) Sosial sinking merupakan proses penurunan status atau kedudukan seseorang. Proses sosial sinking sering kali menimbulkan gejolak psikis bagi seseorang karena ada perubahan pada hak dan kewajibannya.

Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk :
  •  Turun nya kedudukan seseorang ke kedudukan lebih rendah. Contoh: seorang prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya. 
  • Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial. Contoh Tim Juventus terdegradasi ke seri B. 
Penyebab sosial sinking adalah sebagai berikut.:
  •  Berhalangan tetap atau sementara.
  •  Memasuki masa pensiun. 
  • Berbuat kesalahan fatal yang menyebabkan diturunkan atau di pecat dari jabatannya. 
2. Mobilitas horizontal 
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.

Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.
  • Contoh: Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukan Pak Amir tidak merubah status sosialnya. 
Mobilitas social horizontal dibedakan dua bentuk :
  • Mobilitas social antar wilayah/ geografis Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.Cara untuk melakukan mobilitas sosial 
  • Mobilitas antargenerasi Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya. Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi. 
Mobilitas antargenerasi dibedakan menjadi dua, yaitu mobilitas intragenerasi dan mobilitas intergenerasi.
  • Mobilitas intragenerasi adalah  mobilitas yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam satu generasi yang sama. Contoh: Pak Darjo awalnya adalah seorang buruh. Namun, karena ketekunannya dalam bekerja dan mungkin juga keberuntungan, ia kemudian memiliki unit usaha sendiri yang akhirnya semakin besar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang anak, yang pertama bernama Endra bekerja sebagai tukang becak, dan Anak ke-2, bernama Ricky, yang pada awalnya juga sebagai tukang becak. Namun, Ricky lebih beruntung daripada kakaknya, karena ia dapat mengubah statusnya dari tukang becak menjadi seorang pengusaha. Sementara Endra tetap menjadi tukang becak. Perbedaan status sosial antara Endra dengan adiknya ini juga dapat disebut sebagai mobilitas intragenerasi. 
  • Mobilitas Intergenerasi adalah perpindahan status atau kedudukan yang terjadi diantara beberapa generasi. 
Mobilitas intergenerasi dibedakan menjadi dua yaitu:
  • Mobilitas intergenerasi naik 
  • Mobilitas intergenerasi turun Contoh : Kakeknya seorang bupati, bapaknya seorang camat dan anaknya sebagai kepala desa.(intergenerasi turun) 
C. Hubungan Struktur Sosial dan Mobilitas Sosial 

Seperti yang dijelaskan diatas bahwa mobilitas sosial merupakan perpindahan status ataukedudukan dari satu lapisan ke lapisan yanhg lain. Perpindahan tersebut terjadi dalam suatu struktur sosialyang berdimensi vertikal, artinya mudah-tidak nya seseorang melakukan mobilitas sosial tergantung dari struktur sosial masyarakatnya.

1. Mobilitas sosial dalam sistem stratifikasi sosial terbuka

Masyarakat yang memiliki sistem stratifikasi sosial terbuka memberi kesempatan pada para anggotanya untuk melakukan mobilitas sosial vertikal yang terjadi dapat berupa sosial climbing ataupun sinking. Dalam sistem stratifikasi soaial yang terbuka memungkinkan setiap anggota masyarakat bersikap aktif dan kreatif dalam melakukan perubahan-perubahab untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya
Prinsip umum mobilitas sosial dalam masyarakat yang menganut stratifikasi terbuka adalah sebagai berikut:
  • Tidak ada satu pun masyarakat yang mutlak tertutup terhadap mobilitas sosial vertikal 
  • Seterbuka apapun suatu masyarakat terhadap mobilitas sosial, terkadang tetap ada hambatan-hambatan. 
  • Setiap masayarakat pasti memiliki tipe mobilitas sosial vertikal sendiri, tidak ada tipe yang berlaku umum bagi setiap masyarakat. 
  • Laju mobilitas sosial disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan yang berbeda-beda. 
  • Mobilitas sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan, tidak menunjukkan adanya kecenderungan yang kontinu tentang bertambah atau berkurang laju mobilitas sosial.
2. Mobilitas Sosial dalam Sistem Stratifikasi Sosial yang Tertutup 

Pada masyarakat yang menganut sistem stratifikasi sosial tertutup kemungkinan terjadinya mobilitas sosial vertikal sangat kecil. Hal ini terjadi karena masyarakatnya lebih mengutamakan nilai-nilai tradisional. Contohnya, masyarakat suku Badui Dalam. Mereka lebih memilih menjaga nilai-nilai tradisional dan menolak adanya perubahan. Dari uraian diatas, jelas terdapat hubungan antara mobilitas sosial yang terjadi pada seseorang atau sekelompok orang dengan struktur sosial masyarakat tempat seseorang atau sekelompok orang tersebut berada.
Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai berikut :
  • Perubahan standar hidup Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi peningkatan status. Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan. 
  • Perkawinan Untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilakukan melalui perkawinan. Contoh: Seseorang wanita yang berasal dari keluarga sangat sederhana menikah dengan laki-laki dari keluarga kaya dan terpandang di masyarakatnya. Perkawinan ini dapat menaikan status si wanita tersebut. 
  • Perubahan tempat tinggal Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas. 
  •  
D. Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial 

Faktor Pendorong Mobilitas Sosial : 
A. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor struktural adalah sebagai berikut :
  •  Struktur Pekerjaan Disetiap masyarakat terdapat beberapa kedudukan tinggi dan rendah yang harus diisi oleh anggota masyarakat yang bersangkutan 
  •  Perbedaan Fertilitas Setiap masyarakat memiliki tingkat ferilitas (kelahiran) yang berbeda-beda. Tingkat fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah jenis pekerjaan yang mempunyai kedudukan tinggi atau rendah 
  •  Ekonomi Ganda Suatu negara mungkin saja menerapka sistem ekonomi ganda (tradisional dan modern), contoh nya di negara-negara Eropa barat dan Amerika. Hal itu tentu akan berdampak pada jumlah pekerjaan, baik yang bersetatus tinggi naupun rendah. 
B. Faktor Individu Faktor individu
adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi. Faktor Individu meliputi :
  • Perbedaan Kemampauan Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Mereka yang cakap mempunyai kesempatan dalam mobilitas sosial. 
  • Orientasi Sikap terhadap mobilitas Banyak cara yang di lakukan oleh para individu dalam meningkatka prospek mobilitas sosialnya, antara lain melalui pedidikan, kebiasaan kerja, penundaan kesenangan, dan memperbaiki diri.
  • Faktor kemujuran Walaupun seseorang telah berusaha keras dalam mencapai tujuannya, tetapi kadang kala mengalami kegagalan. 
  •  
C. Status Sosial 
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih tinggi.

D. Keadaan Ekonomi 
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal nya tandus dan kekurangan SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke kota besar. Secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas

E.Situasi Politik 
Situasi Politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.

F. Kependudukan (Demografi)
Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak, pertambahan jumlah penduduk yang pesa mengakibatkan sempitnya tempat permukiman, dan di pihak lain kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang membuat sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman lain.

G. Keingina Melihat Daerah Lain 
Adanya keingina melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.

H. Perubahan kondisi sosial 
Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.

I. Ekspansi teritorial dan gerak populasi 
Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.

J.Komunikasi yang bebas 
Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.

K. Pembagian kerja
Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status tersebut.

L. Kemudahan dalam akses pendidikan 
Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, akibat dari kurangnya pengetahuan.

Faktor penghambat mobilitas sosial
Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :
  • Kemiskinan Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin, mencapai status sosial tertentu merupakan hal sangat sulit 
  • Diskriminasi Kelas Sistem kelas terturup dapat menghalangi mobilitas ke atas, terbukti denga adanya pembatasab keanggotaan suatu orgnisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan. seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa. Sistem ini disebut Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam, terpilih menjadi presiden Afrika Selatan 
  • Perbedaan Ras dan Agama Dalam sistem kelas tertutup dapat memungkinkan terjadinya mobilitas vertikal ke atas. Dalam agama tidak dibenarka seseorang dengan sebebas-bebasnya dan sekehendak hatinya berpindah-pindah agama sesuai keinginannya. 
  • Perbedaan jenis kelamin (Gender) Dalam masyarakat, pria di pandang lebih tinggi derajatnya dan cenderung menjadi lebih mobil daripada wanita. Perbedaan ini mempengaruh dala mencapai prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesempatan dalam masyarakat. 
  • Faktor Pengaruh Sosialisasi yang Sangat kuat Sosialisasi yang sangat atau terlampau kuat dalam suatu masyarakat dapat menghambat proses mobilitas sosial. Terutama berkaitan dengan nilai-nilai dan adat yang berlaku. 
  • Perbedaan Kepentingan Adanya perbedaan kepentingan antarindividu dalam sutu struktur organisasi menyebabkan masing-masing individu saling bersaing untuk memperebutkan sesuatu. 
  •  
E. Saluran-Saluran Mobilitas Sosial 
  1. Angkatan Bersenjata Seseorang yang tergabung dalam angkatan bersenjata biasabya ikut berjasa dalam membela nusa dan bangsa sehingga dengan jasa tersebut ia mendapat sejumlah penghargaan dan naik pangkat.
  2. Pendidikan Pendidikan, baik formal maupun nonformal merupakan saluran untuk mobilitas vertikal yang sering digunakan, karena melalui pendidikan orang dapat mengubah statusnya. Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai social elevator (perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi. Contoh: Seorang anak dari keluarga miskin mengenyam sekolah sampai jenjang yang tinggi. Setelah lulus ia memiliki pengetahuan dagang dan menggunakan pengetahuannya itu untuk berusaha, sehingga ia berhasil menjadi pedagang yang kaya, yang secara otomatis telah meningkatkan status sosialnya 
  3. Organisasi Politik Seorang angota parpol yang profesional dan punya dedikasi yang tinggi kemungkinan besar akan cepat mendapatkan status dalam partainya. Dan mungkin bisa menjadi anggota dewan legislatif atau eksekutif 
  4. Lembaga Keagamaan Lembaga ini merupakan salah satu saluran mobilitas vertikal, meskipun setiap agama menganggap bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang sederajat 
  5. Organisasi Ekonomi Organisasi ini, baik yang bergerak dalam bidang perusahan maupun jasa umumnya memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seseorang untuk mencapai mobilitas vertikal. 
  6. Organisasi Profesi Organisasi profesi lainnya yang dapat dijadikan sebagai saluran mobilitas vertikal, antara lain ikatan 
  7. Perkawinan Melauli perkawinan seseorang dapat menaikkan statusnya. Misalnya,seseorang wanita yang berasal dari keluarga biasa saja menikah dengan pria berstatus sosial ekonominya lebih tinggi. Hal ini menyebabkan naiknya status sosial nya sang wanita 
  8. Organisasi keolahragaan Melalui organisasi keolahragaan, seseorang dapat meningkatkan status nya ke strata yang lebih tinggi 
Cara umum memperoleh status
Secara umum terdapat dua cara yang dapat digunakan untuk memperoleh status social, yaitu melalui askripsi dan melalui prestasi 
  • Askripsi, yaitu cara memperoleh kedudukan melalui kelahiran, contohnya system kasta dan gelar kebangsawanan
  • Prestasi, yaitu cara memperoleh status atau kedudukan dengan usaha sendiri. 

Cara khusus untuk menaikan status :
  • Perubahan tingkah laku Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut untuk mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya. Contoh: agar penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai orang dari golongan lapisan kelas atas, ia selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan kelompoknya, dia berbicara dengan menyelipkan istilah-istilah asing. 
  • Perubahan nama Dalam suatu masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada posisi sosial tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi. Contoh: Di kalangan masyarakat feodal Jawa, seseorang yang memiliki status sebagai orang kebanyakan mendapat sebutan "kang" di depan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas pamong praja sebutan dan namanya berubah sesau dengan kedudukannya yang baru seperti "Raden"
  • Perubahan tempat tinggal Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.
  • Perubahan standar hidup Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi peningkatan status. Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan. 
  • Bergabung dengan organisasi tertentu Untuk meningkatkan statusnya seseorang dapat bergabung dengan organisasi tertentu , sebagai contoh bergabung dengan organisasi yang berkelas.

G. Dampak Mobilitas Sosial 

Setiap mobilitas sosial akan menimbul kan peluang terjadinya penyesuaian-penyesuaian atau sebalik nya akan menimbulkan konflik.
Menurut Horton dan Hunt (1987), ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya mobilitas sosial vertikal, di antara nya:
  1. Adanya kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun.
  2. Timbulnya ketegangan dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang meningkat.
  3. Keterangan hubungan anatar anggota kelompok primer, yang semula karena seseorang berpindah ke status yang lebih tinggi atau ke status yang lebih rendah. 
Adapun dampak mobilitas sosial bagi masyarakat, baik yang bersifat positif maupun negatif antara lain sebagai berikut.
  • Dampak Positif :
  1. Mendorong Seseorang untuk lebih maju Terbukanya kesempatan untuk pindah dari strata ke strata yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk maju dalam berprestasi agar memperoleh status yang lebih tinggi. 
  2. Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial Masyarakat ke Arah yang Lebih Baik Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Contoh: Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam bidang pendidikan.
  3. Meningkatkan Intergrasi Sosial Terjadi nya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat dapat meningkatkan integrasi sosial.misalnya, ia akan menyesuaikan diri dengan gaya hidup, nilai-nilai dan norma-norma yang di anut oleh kelompok orang dengan status sosial yang baru sehingga tercipta intergrasi soaial. 
  • Dampak Negatif :
  1. Timbulnya Konflik Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut. : 1) Konflik Antarkelas Dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan. Kelompok dalam lapisan tersebut disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antarkelas sosial, maka bisa memicu terjadinya konflik antar kelas. 2) Konflik Antarkelompok sosialKonflik yang menyangkut antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya. Konflik ini dapat berupa: a. Konflik antara kelompok sosial yang masih tradisional dengan kelompok sosial yang modern b. Proses suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial yang lain yang memiliki wewenang 3) Konflik Antargenerasi Konflik yang terjadi karena adanya benturan nilai dan kepentingan antara generasi yang satu dengan generasi yang lain dalam mempertahankan nilai-nilai denga nilai-nilai baru yang ingin mengadakan perubahan.
  2. Berkurangnya Solidaritas Kelompok Penyesuaian diri dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam kelas sosial yang baru merupakan langkah yang diambil oleh seseorang yamg mengalami mobilitas, baik vertikal maupun horizontal. Hal ini dilakukan agar mereka bisa diterima dalam kelas sosial yang baru dan mampu menjalankan fungsi-fungsinya 
  3. Timbulnya Gangguan Psikologis Mobilitas sosial dapat pula mempengaruhi kondisi psikologis seseorang, antara lain sebagai berikut. :
  Menimbulkan ketakutan dan kegelisahan pada seseorang yang mengalami mobilitas menurun.
  Adanya gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya
  Mengalami frustasi atau putus asa dan malu bagi orang-orang yang ingin naik ke lapisan atas, tetapi tidak dapat mencapainya.



Bab V
KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL


A. Aneka macam kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
Menurut Mac Iver dan Page kelompok adalah sejumlah individu yang saling berinteraksi satu sama lain. Para ahli yang lain juga memberi batasan tentang kelompok yakni suatu kehidupan bersama individu dalam suatu ikatan. Ikatan hidup bersama tersebut adanya interaksi dan interrelasi sosial yang memungkinkan timbulnya perasaan bersama.

1. KELOMPOK SEMU
Kelompok semu adalah kelompok yang lahir dalam masyarakat akan tetapi sifatnya tidak ajeg, kecil kemungkinan untuk membentuk tradisi serta kesadaran kelompok dan tidak ada suatu keinginan untuk mempererat ikatan anggotanya.
Ciri-ciri kelompok semu adalah :
a. Tanpa rencana dan terbentuknya secara spontan.
b. Tanpa wadah tertentu untuk mengorganisir.
c. Kelangsungan interaksi, interrelasi serta komunikasi secara ajeg, tidak kita jumpai.
d. Kesadaran kelompok tidak ada.
e. Kehadirannya tidak tetap ( Davis, 1960 : 351).
Berdasarkan ciri-ciri diatas, kelompok semu dapat dibagi sebagai berikut :
a. Kerumunan ( Crowd )
Kerumuhan ialah kehadiran orang-orang secara fisik. Kerumunan ini segera menghilang setelah orang-orangnya bubar, dan dengan dengan demikian kerumunan merupakan suatu kelompok sosial yang sifatnya sementara.
Kerumunan dapat dibedakan antara yang berguna bagi organisasi sosial masyarakat yang timbul dengan sendirinya (tanpa diduga sebelumnya), serta kerumunan yang dikendalikan oleh keinginan-keinginan pribadi.
b. Massa ( mass )
Massa sebenarnya mendekati kerumunan, karena ciri-cirinya hampir sama, bedanya terletak pada ciri massa yang kemungkinan terbentuknya memang disengaja, direncanakan, ada persiapan yang tidak mendadak, dan tidak spontan.
Contohnya : kelompok yang sengaja dihimpun pada saat unjuk rasa, berkampanye, dan lain sebagainya.
c. Publik ( public )
Terbentuknya publik karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat komunikasi seperti radio, televisi, dan sebagainya. Alat-alat komunikasi i ni dapat membentuk publik lebih besar lagi jumlahnya. Pulik sendiri tidak bisa terjadi pada tempat yang sama. Untuk memudahkan pembentukan publik, digunakan cara-cara yang ada hubungannya dengan nilai-nilai sosial atau kebiasaan dari masyarakat yang bersangkutan.

2. KELOMPOK NYATA
Kelompok ini mempunyai perbedaan ciri-cirinya, jika dilihat dari terbentuknya kelompok ini memiliki bermacam-macam bentuk, namun memiliki satu ciri yang sama yakni : kehadiran selalu konstan.
Bentuk Kelompok nyata terdiri sebagai berikut :

a. Kelompok statistik
Ciri-ciri terbentuknya kelompok ini adalah :
1. Tanpa terencana, tanpa disengaja, tetapi sudah terbentuk dengan sendirinya
2. Tak terorganisir dalam suatu wadah tertentu
3. Tak ada interaksi, interrelasi dan komunikasi secara ajeg
4. Tak ada kesadaran kelompok
5. Kehadiannya konstan
Kelompokok statistik ini terbentuk karena dijadikan sasaran penelitian oleh para peneliti statistik atau para ahli sosiolog untuk kepentingan penelitian.

b. Kelompok sosieta
Ciri-ciri terbentuknya kelompok ini adalah :
1. Tanpa rencana dan disengaja terbentuk dengan sendirinya
2. Terhimpun dalam suatu wadah tertentu
3. Kemungkinan adanya interaksi, intrerelasi dan komunikasi
4. Kemungkinan terjadinya kesadaran kelompok
5. Kehadirannya konstan
Kelompok ini mencerminkan adanya kesadaan kelompok, sebagai akibat kesamaan jenis ( jenis kelamin, warna kulit, tempat domisili ) atau juga karena diikat oleh lambang tertentu misalnya lambang negara, tanda pengenal kelompok, dan sebagainya.

c. Kelompok Sosial
Kelompok sosial menurut Robert K Merton yaitu sekumpulan orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan.
Ciri-ciri terbentuknya kelompok ini adalah :
1. Terbentuk dengan sendirinya
2. Ada wadah yang memungkinkan menampung mereka
3. Ada interaksi dan interrelasi, sehingga terjadinya komunikasi yang intern
4. Ada kesadaran berkelompok
5. Kehadirannya konstan
Kelompok ini dapat disamakan dengan masyarakat dalam arti khusus. Ini karena terbentuknya oleh karena adnya unsur-unsur lain yang dapat diuraikan secara mendetail, seperti pekerjaan yang sama, status yang sama atau jenis kelamin yang sama. Contoh: tetangga, kenalan, teman sepermainan, teman seperjuangan, teman sekota, dan sebagainya.

d. Kelompok asosiasi
Ciri-ciri terbentuknya kelompok ini adalah :
1. Terencana atau memang disengaja dibentuk
2. Terorganisir secara nyata dalam suatu wadah
3. Ada interaksi dan interrelasi secara ajeg
4. Ada kesadaran berkelompok yang sangat kuat, serta Kehadirannya konstan

3. KELOMPOK PRIMER DAN SEKUNDER
Konsep tentang kelompok primer dikenalkan oleh Charles Horton Cooley pada tahun 1909 di Amerika Serikat. Kelompok primer meliputi dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan akrab dan erat satu sama lain. Kelompok primer dimudahkan dengan anggota kelompok primer dapat melakukan kontak face to face, kecilnya kelompok, kontak yang mendalam terus menerus.
Fungsi sosial kelompok primer, kelompok primer berfungsi sebagai tempat untuk memperkenalkan pola kebudayaan kita, kelompok ini juga sebagai institusi yang mempersiapkan setiap individu untuk menjalani kehidupan sosial yang lebih luas, kelompok ini pula yang menentukan arti kenyataan sosial bagi kita, Karena ia tidak membentuk persepsi kita tentang dunia, tetapi juga mementuk persepsi kita melalui umpan balik yang diberikan pada kita, mengenai pantas tidaknya perilaku kita.
Kelompok sekunder adalah kelompok yang didalamnya orang hanya tahu sedikit saja mengenai orang lain atau tidak tau apa-apa mengenainya. Interaksi secara formal, lebih nampak dalam kelompok ini. Tiap individu dalam menjaga hubungan lebih berhati-hati atau cenderung berjaga-jaga.

4. KELOMPOK DALAM DAN KELOMPOK LUAR
Kelompok dalam ( In Group ) ialah satuan sosial dimana individu menjadi bagian dari padanya, atau dengannya mereka mengidentifikasikan diri. Identifikasi diri ini berdasarkan kepentingan tergantung dari keadaan dan persyaratan tertentu. Misalnya, seseorang individu secara tak langsung menggolongkan dirinya sebagai kelompok kami ( in Group ).
Kelompok luar ( Out Group ) adalah merupakan satuan sosial dimana individu tidak merupakan bagian daripadanya, atau yang dengannya mereka tidak mengidentifikaikan diri. Sikap anggota out group selalu ditandai perbedaan atau sering dengan adanya pertentangan.

5. GEMAINSCHAFT DAN GESELLSCHAFT
Kedua kelompok ini lahir dari karya besar sosiolog Jerman yaitu Ferdinand Tonnies (1845-1936) yang berjudul Gemainschaft Und Gesellschaft.
a. Gemainschaft
Kelompok ini bersumber pada anggapan bahwa dalam setiap diri individu terdapat unsur easenwillen yaitu unsurkemauan manusia yang berakar dari naluri kemudian menjadi kuat dan sempurna sebagai kebiasaan bersifat irrasional dan implusif.
Dalam kelompok ini, rasa setia kawan dan kolektivitas sangat erat, bahkan karena keratan itu sampai melahirkan iirasional. Keeratan tersebut biasanya didasarkan pada adanya hubungan darah. Ini bermula dari perkawinan seperti : keluarga, kerabat, suku bangsa, dan seagainya.
b. Gesellschaft
Kelompok ini bersumber pada anggapan bahwa dalam setiap diri individu terdapat unsur yang disebut Kurwillen. Yaitu unsur kemauan manusia yang berakar pada sikap, tin gkah laku, dan perbuatan berdasarkan pertimbangan akal dan pikiran tertentu dan bersifat rasional. Pikiran yang mendorong individu bergabung dalam kelompok ini, karena ada maksud dan tujuan tertentu berdasarkan untung rugi. Diantara para anggotanya hapir tak ada ikatan batin atau rasa setia kawan yang bersifat naluriah. Unsur kebersamaan ikatannya sangat longgar. Jadi kalau salah satu anggota sudah tidak membutuhkan yang lain melalui kelompok ini, mereka dapat melapaskan diri dari kelompok itu.

6. Formal Group dan Informal Group
Formal Group adalah kelompok-kelompok yang mempunyai peraturan-peraturan yang tegas dan dengan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya. Contohnya adalah perkumpulan pelajar, himpunan wanita suatu instansi pemerintah, persatuan sarjana-sarjana dari suatu perguruan tinggi tertentu dan sebagainya.
Informal Group tidak mempunyai struktur dan organisasi yang tertentu atau yang pasti. Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang berulang kali menjadi dasar bagi bertemunya kepentingan-kepentingan dan pengalaman-pengalaman yang sama.

7. MEMBERSHIP GROUP DAAN REFERENCE GROUP
Membership Group merupakan kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Namun untuk menentukan keanggotaan secara fisik tidak dapat dilakukan secara mutlak, hal ini disebabkan karena perubahan-perubahan keadaan yang dappat mempengaruhi derajat interaksi didalam kelompok. Maka dikemukakan istilah-istilah Nominal Group member dan Peripheral Group member. Seorang anggota Nominal Group dianggap oleh anggota-anggota lain sebagai seseorang yang masih berinteraksi dengan kelompok sosial yang bersangkutan akan tetapi interaksinya dengan anggota-anggota lain dari kelompok tadi berkurang. Seorang anggota Peripheral Group seolah-olah sudah tidak ada berhubungan lagi dengan kelompok yang bersangkutan sehingga kelompok tersebut tidak mempunyai kekuasaan apapun juga atas anggota tadi.
Reference Group adalah kelompok sosial yang menjadi ukuran bagi seseorang (buka anggota kelompok tersebut)untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Dengan kata lain, seseorang bukan anggota kelompok sosial yang bersangkutan, mengidentifikasikan dirnya dengan kelompok tadi. Misalnya, seseoorang yang ingin sekali untuk menjadi mahasiswa, akan tetapi gagal dalam memenuhi persyaratan untuk memasuki salah satu perguruan tinggi, bertingkah laku sebagai mahasiswa, walaupun dia bukan mahasiswa.

8. Community dan Society
Community adalah suatu persekutuan hidup yang oleh polak, disbutnya sebagi oraganisasi total kehidupan sosial dlam suatu wilayah tertentu.
Unsur-unsur Community sentiment adalah :
a. Seperasaan : unsur seperasaan akibat bahwa seseorang berusaha untuk mengidentifikasi dirinya dengan sebanyak mungkin orang dalam kelompok tersebut sehingga kesemuanya dapat menyebutkan dirinya sebagai kelompok kami, perasaan kami, dan lain sebagainya.
b. Sepenaggungan : setiap individu sadar akan peranannya dalam kelompok dan keadaan masyarakat sendiri.
c. Saling memerlukan : individu yang ergabung dalam masyarakat setempat merupakan dirinya bergantung pada comunitynya yang meliputi kebutuhan fisik maupun kebutuhan-kebutuhan psikologisnya.
Perwujudan yang nyata daripada individu terhadap kelompoknya yaitu masyarakat setempat adalah berbagai kebiasaan masyarakat, perikelakuan-perikelakuan tertentu yang secara khas merupakan ciri masyarakat itu.
Society adalah sering diterjemahkan seperti masyarakat, akan tetapi society sebenarnya tidak terikat pada adanya persamaan tempat tinggal. Society biasanya diartikan sebagai masyarakat pada umumnya.

9. ORGANISASI SOSIAL
Stephen Robins ( 1995 ) mendefinisikan organisasi sebagai kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan batasan yang relatif, yang diidentifikasikan yang bekerja relatif terus menerus, untuk mencapai tujuan bersama.
Beberapa komponen yang terdapat dalam organisasi yaitu :
a. Kesatuan sosial yaitu ada sejumlah orang yang saling berhubungan yang berlangsung relatif dan terus menerus.
b. Dikoordinasikan yaitu ada unsur pengaturan dengan struktur yang jelas.
c. Batasan yang relatif dapat diidentifikasikan artinya ada daftar keanggotaan termasuk pengurus yang dapat membedakan dengan orang lain yang bukan anggota.
d. Bekerja relatif terus menerus, ada keterkaitan dan partisipasi anggota secara teratur.
e. Organisasi ini ingin mencapai tujuan.
Ada dua jenis Organisasi sebagai berikut :
a. Organisasi formal
Organisasi formal sifatnya lebih teratur, mempunyai struktur organisasi yang resmi terdapat perencanaan dan program yang akan dilaksanakan secara jelas. Contohnya, OSIS, PSSI, PWI dan lain sebagainya.
b. Organisasi Informal
Sifatnya tidak resmi, tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas, begitu juga perencanaan dan progaram-program yang akan dilaksanakan tidak dirumuskan secara jelas, kadang-kadang terjadi begitu saja secara spontan. Contohnya, karang taruna, kelompok pecinta sesuatu, fans clup suatu group musik atau orang-orang terkenal.

10. KELAS SOSIAL
Menurut Soerjono Soekanto, pengertian kelas sosial hampir sama dengan lapisan sosial, yaitu penentuan kedudukan seseorang dimasyarakat berdasarkan ekonomi seperti dilihat pada faktor uang, tanah, atau kekuasaan.
Kriteria penggolongan kelas sosial. Antara lain :
a. Besar jumlah anggota
b. Kebudayaan yang sama
c. kelanggengan
d. Tanda, simbol, atau lambang yang merupakan ciri khas
e. Batas-batas ysng tegas bagi kelompok itu maupun kelompok lain
f. Antagonisme tertentu.
Contoh : kelas menengah, golongan pengusaha, kaum bangsawan.

11. KASTA
Istilah kasta dipakai untuk menyebut setiap lapisan dalam masyarakat yang sifatnya turun menurun dan diperolehnya status ini sejak lahir secara permanen tanpa mengalami perubahan sampai dia meninggal dunia. Seperti pada masyatrakat Bali. Disana masyarakat terbagi menjadi emapat lapisan, yaitu : Brahmana, Satria, Waisya, dan Sudra.Sistem kasta ini makin jelas dan makin diperkuat oleh adat istiadat dan agama.
Ciri-ciri kasta dapat disebutkan sebagai berikut :
a. Penghormatan kepada anggota kasta yang lebih tinggi oleh kasta yang lebih rendah.
b. Terhadap kasta yang lebih rendah selalu ditekankan tentang inferioritas yang melekat pada diri mereka.
c. Kasta yang lebih rendah kurang mendapat kesempatan yang lebih baik seperti pendidikan yang baik, atau usaha yang lebih besar.
d. Pria dari kasta yang lebih tinggi dapat kawin dengan wanita dalam kastanya atau dari kasta yang lebih rendah, sedangkan pria dari kasta yang lebih rendah hanya dapat kawin dengan wanita dari kastanya sendiri.

12. LEMBAGA
Lembaga berarti suatu sistem norma untuk mencapai tujuan tertentu yang oleh masyarakat dianggap penting. Sistem norma tersebut mencakup gagasan, aturan, tata cara kegiatan, dan ketentuan sanksi ( reward system ).

Ciri-ciri lembaga sosial menurut Gillin dan Gillin yaitu :
1. Pola pemikiran dan perilaku yang terwujud dalam aktivitas-aktivitas masyarakat beserta hasil-hasilnya.
2. Mempunyai suatu tingkat kekekalan tertentu.
3. Mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.
4. Mempunyai alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan lembaga tersebut.
5. Memiliki lambang-lambang yang merupakan simbol untuk menggambarkan tujuan dan fungsi lembaga tersebut.

6. Dalam merumuskan tujuan dan tata tertibnya, lembaga memiliki tradisi yang tertulis dan tidak tertulis.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar