RINGKASAN MATERI SOSIOLOGI
SEMESTER 1 & 2
KELAS XI
HENI RAHMAWATI
SMA NEGERI 2 TAMBUN UTARA
Bab I
STRUKTUR SOSIAL DAN
DIFERENSIASI SOSIAL
1.1.
Pengertian dan ciri Struktur Sosial
- Pengertian Struktur Sosial
:Struktur sosial adalah tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat, di
dalam struktur sosial tersebut terkandung hubungan timbal balik
antara status dan peranan yang menunjuk pada suatu keteraturan perilaku.
Pengertian struktur sosial menurut Ahli :
- Coleman : Pola hubungan antar
manusia dan antarkelompok manusia
- Kornblum : Pola perilaku individu
dan kelompok, yaitu perilaku berulang-ulang yang menciptakan
hubungan antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat
- Soerjono soekanto : sebuah
hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial dan peranan-peranan
sosial
Ciri-ciri Struktur Sosial :
- struktur sosial mengacu pada
hubungan sosial yang pokok, yang dapat memberikan bentuk pada masyarakat
- struktur sosial mencakup semua
hubungan sosial antara individu-individu pada saat tertentu
- struktur sosial meliputi seluruh
kebudayaan dalam masyarakat
- struktur sosial merupakan realitas
sosial yang bersifat statis dan memiliki kerangka yang membentuk suatu
tatanan
- struktur sosial merupakan tahapan
perubahan dan perkembangan masyarakat yang mengandung dua pengertian.
Pertama di dalam struktur sosial terdapat peranan yang bersifat empiris,
kedua di dalam setiap perubahan dan perkembangan tersebut terdapat tahap
perhentian.
Fungsi
Struktur Sosial
Menurut
Mayor Polak ada 3 fungsi struktur social :
· Sebagai
pengawas social, yakni penekanan terhadap kemungkinan terjadi pelanggaran atas
norma dan nilai dan peraturan kelompok atau masyarakat
· Sabagai
dasar untuk menanamkan disiplin social kelompok atau masyarakat
· Struktus
social merupakan karakteristik yang khas dimiliki oleh masyarakat
Bentuk
Struktur social
Dilihat
dari sifatnya :
· Struktur
social
Kaku
:
Struktur
social merupakan bentuk struktur social yang tidak bias diubah atau
sekurang-kurangnya masyarakat mengalami kesulitan besar untuk melakukan
perpindahan status/kedudukan
· Struktur
social kaku
:
Struktur
social yang setiap anggotanya bebas bergerak melakukan perubahan status /
kedudukannya
· Struktur
social formal
:
Struktur
social yang diakui oleh pihak berwenang, contoh lembaga pemerintahan tingkat
kabupaten yang terdiri dari bupati, wakil bupati, sekwilda dsb.
· Struktur
social informal
:
Struktur
social yang nyata ada dan berfungsi tetapi tidak memiliki ketetapan hukum dan
tidak diakui oleh pihak berwenang, contoh tokoh masyarakat yang disegani.
Dilihat
dari identitas anggota masyarakatnya
· Struktur
social heterogen :
Struktur social yang ditandai oleh
keragaman identitas anggota masyarakatnya
· Struktur
social homogen :
Struktur social yang ditandai oleh
keanggotaannya sama / sejenis
Dilihat
dari ketidaksamaan social :
· Diferensiasi
Sosial ( Secara horizontal )
· Stratifikasi
Sosial ( Secara vertikal
)
· Secara
horizontal merupakan struktur masyarakat dengan berbagai kesatuan social
berdasarkan perbedaan perbedaan suku, agama, dan adat istiadat yang dikenal
dengan istilah diferensiasi social
· Secara
vertical merupakan struktus social yang ditandai oleh kesatuan kesatuan social
berdasarkan perbedaan pelapisan social baik lapisan atas maupun lapisan bawah
yang dikenal dengan istilah stratifikasi social
Faktor
pembentuk ketidaksamaan social
· Factor
geografis : Perbedaan mata pencaharian, tradisi, letak geografis, iklim, suhu,
dll.
· Factor
etnis
· Kemampuan
/ potensi diri
· Latar
belakang social
Menurut
pendapatan Peter M. Blau
· Intersected
social structuce :Struktur social yang keanggotaannya bersifat menyilang
· Consolidated
social structure : Struktur social yang setiap anggotanya tumpang tinggi
paramenter ( tolak ukur ), dan mengakibatkan penguat identitas keanggotaan
Unsur
– unsur struktur social
menurut
Soerjono Soekanto unsur – unsur social dalam struktur social meliputi :
· Kelompok
social
· Kebudayaan
· Lembaga
social
· Stratifikasi
social
· Kekuasaan
dan wewenang
Diferensiasi
Sosial
Pengertian Deferensiasi Sosial
Diferensiasi social adalah perbedaan
individu atau kelompok dalam masyarakat yang tidak menunjukan adanya suatu
tingkatan (hirarki). Dengan kata lain diferensiasi social adalah klasifikasi
terhadap perbedaan-perbedaan yang biasanya sama.
Diferensiasi
social dikenal juga dengan istilah kemajemukan – kemajemukan social ditandai
dengan perbedaan-perbedaan sebagai berkut:
· Berdasarkan
ciri fisik
· Berdasarkan
ciri social
· Berdasarkan
ciri budaya
Bentuk
– bentuk diferensiasi social :
A. Diferensiasi
Ras,
B. Diferensiasi
Etnis,
C. Diferensiasi
Agama
D. Diferensiai
Gender
Diferensiasi
Ras,
Pengelompokan
manusia berdasarkan ras merupakan pengelompokan manusia yang bersifat
jasmaniah, berdasarkan pada cirri-ciri fisik, seperti warna kulit, rambut,
serta bentuk-bentuk bagian wajah.
Dengan
kata lain diferensiaisi ras adalah gelompokan masyarakat berdasarkan ciri –
ciri fisiknya
Ras
adalah
Pengelompokan manusia yang didasarkan oleh ciri fisik termasuk cirri genotif.
Pembagian
Ras di dunia menurut A.L Kroeber :
a. Ras
Austroloid mencakup penduduk asli Australia
b. Ras
Mongoloid mencakup Asiatic Mongoloid
c. Ras
Kaukosoid mencakup Nordic, Mediteranian, dan India
d. Ras
Negroid mencakup African, Nergrito
e. Ras
– Ras khusus mencakup Bushman, Veddcid, Polynesian, Ainu
Diferensiasi
Etnis (Suku Bangsa)
Diferensiasi
etnis atau suku bangsa menunjukan bahwa masyarakat terdiri atas berbagai suku
bangsa dengan bahasa dan kebudayaan masing-masing.
Dengan
kata lain diferensiasi etnis merupakan perbedaan manusia /penggolongan manusia berdasarkan
cirri-ciri budaya , yang mencakup bahasa, kesenian, dan dapt istiadat. (
atas identitas dan kebudayaan )
Etnis adalah
suatu kelompok golongan manusia yang terikat oleh kesadaran aktivitas akan
kesatuan kebudayaannya sendiri.
Diferensiasi
Agama
Diferensiasi
social atas dasar agama terwujud dalam kenyataan social bahwa masyarakat
terdiri atas orang-orang yang menaganut suatu agama tertentu termasuk dalam
suatu komunitas atau golongan yang disebut umat.
Dengan
kata lain diferensiais agama adalah pengelompokan masyarakat berdasarkan
kepercayaan /agama, mencakup Islam, Khatolik, Kristen, Hindu, dan Buddha.
Menurut
Emile Durkheim agama adalah sistem terpercaya yang
terdiri atas kepercayaan yang berhubungan dengan hal- hal suci.
Agama
berisi tentang :
a. Sesuatu
yang dianggap sacral , melebihi kehidupan duniawi
b. Sekumpulan
kepercayaan tentang hal yang dianggap sacral
c. Penegasan
kepercayaan dengan melaksanakan ritual, yaitu aktifitas keagamaan
d. Sekumpulan
kepercayaan yang ikut dalam ritual yang sama.
Diferensiasi
Gender
Pada
umumnya orang mengangap istilah gender sama dengan seks (jenis kelamin) ,
tetapi sesungguhnya tidaklah demikian.
Menurut
William Ogburn , perbedaan secara seks adalah perbedaan antara laki-laki dan
perempuan secara biologis, yaitu karakter primer, seperti alat kelamin,
sedangkan perbedaan gender cara berperilaku pria dan wanita yang ditentukan
oleh kebudayaan atau kodratnya dan kemudian menjadi bagian kepribadiannya.
· Pengertian
Gender adalah pola perilaku seseorang yang dibentuk oleh kebudayaan/
kodrat
· Pengertian
Peran Gender sebagai pembedaan jenis kelamin, pria dan wanita secara
biologis pria memiliki kekuatan fisik yang melebihi wanita, sedangkan wanita
memiliki kemampuan mengandung dan melahirkan anak.
Pengaruh
Diferensiasi Sosial
· Primodialisme, yaitu
pandangan atau paham yang menunjukan sikap berpegang teguh padahal yang semula
di bawa sejak semula melekat pada diri individu, seperti suku, bangsa, ras, dan
agama. ( Sejak Lahir )
· Etnosentrisme,
yaitu suatu sikap menilai kebudayaan masyarakat lain dengan menggunakan ukuran
– ukuran yang berlaku dimasyarakatnya
· Sektarian,
yaitu keadaan dimana sebuah kelompok atau organisasi tertentu dikelilingi oleh
sejumlah organisasi masa, baik formal atau informal
· Kosolidasi,
merupakan usaha untuk memperkuat suatu hubungan
Sisi
Positif Primodialisme :
· Mengikat
/ memperkuat suatu kelompok / golongan terutama menghadapi ancaman dari luar
Sisi
Negatif Primodialisme :
· Membangkitkan
permusuhan terhadap kelompok lain
Sisi
Positif Etnosentrisme :
· Menjaga
keutuhan dan kestabilan budaya
· Mempertinggi
semangat patriotisme dan kesetiaan pada bangsa
· Memperteguh
rasa cinta terhadap budaya dan bangsa
Sisi
Negatif Entosantrisme :
· Mengakibatkan
konflik social dan budaya
Bab II
STRATIFIKASI
SOSIAL
1.1
Pengertian
Secara harafiah:
dari bahasa latin yaitu stratum dan socius.
Secara harafiah:
dari bahasa latin yaitu stratum dan socius.
- stratum : tingkatan
- socius : teman atau
masyarakat
- secara harafiah stratifikasi
sosial berarti Tingkatan-tingkatan yang ada dalam masyarakat
- Menurut ahli:
- Pitrim A. Sorokin: Pembeda
penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.
- Max Webber: Penggolongan
orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam
lapisan-lapisan hierarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan
prestise.
- Paul B.Horton dan Chester : Sistem
perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat Dari Definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa stratifikasi sosial adalah pembedaan kelas-kelas
secara vertikal yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari
yang lebih tinggi sampai yang paling rendah.
1.2
Faktor-faktor penyebab Terbentuknya stratifikasi sosial Faktor-faktor penyebab
Terbentuknya stratifikasi sosial dalam masyarakat didukung oleh: a. Perbedaan
ras dan kebudayaan b. Adanya spesialisasi dalam bidang pekerjaan. c. Adanya
kelangkaan dalam masyarakat menyangkut pembagian hak dan kewajiban.
1.3
Dasar-dasar stratifikasi sosial Kriteria untuk menggolongkan masyarakat ke
golongan tertentu ditentukan oleh: a. Kekayaan. b. Kekuasaan. c. Kehormatan. d.
Pendidikan/pengetahuan.
1.4
Unsur-unsur stratifikasi sosial Stratifikasi sosial memiliki dua unsur yaitu:
a.Status
b. Peran Status Adalah posisi seseorang
dalam suatu kelompok sosial.
Ø 3
cara memperoleh status:
- Ascribe Status, merupakan
kedudukan yang di peroleh seseorang melalui kelahiran.
- Achived Status, merupakan status
atau kedudukan seseorang yang diperoleh melalui usaha-usaha yang disengaja
- Assigned Status, merupakan status
atau kedudukan yang diberikan.
Peran
Adalah perilaku yang sesungguhnya dari orang yang melakukan peranan.
Menurut
Soerjono Soekanto di dalam peran mengandung tiga hal,yaitu :
- Norma-norma di dalam masyarakat
- Konsep tentang yang dilakukan
- perilaku individu
1.5
Sifat-sifat stratifikasi sosial Stratifikasi memiliki tiga sifat, yaitu: a.
Stratifikasi tertutup b. Stratifikasi sosial terbuka c. Stratifikasi sosial
campuran Stratifikasi Tertutup Adalah Sistem pelapisan yang jalan masuk menjadi
anggota atau warga suatu pelapisan tertentu hanyalah melalui kelahiran. Contoh
Pelapisan pada masyarakat berkasta, pada masyarakat dengan sistem feodal, atau
pada masyarakat yang masih menggunakan kriteria ras sebagai dasar pelapisan
sosialnya.
Stratifikasi Terbuka Adalah Setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan
untuk naik ke pelapisan sosial yang lebih tinggi karena kemampuan dan
kecakapannya sendiri, atau turun ke pelapisan sosial yang lebih rendah bagi
mereka yang tidak cakap dan tidak beruntung. Contoh Masyarakat di negara
industri maju atau masyarakat pertanian yang telah mengalami gelombang
modernisasi
Stratifikasi
Campuran Adalah Stratifikasi gabungan antara stratifikasi terbuka dan tertutup.
Contoh Kehidupan masyarakat Bali, walaupun budaya masyarakatnya tertutup,
tetapi secara ekonomi sistem pelapisan sosialnya bersifat terbuka.
Wujud
Stratifikasi Sosial Stratifikasi sosial Ekonomi Pembagian/stratifiksi
masyarakat berdasarkan ekonomi akan membedakan masyarakat atas kepemilikan
harta. Berdasarkan kepemilikan harta. Masyarakat dibagi dalam tiga kelas.: a.
Kelas atas, terdiri dari kelompok orang-orang kaya dengan leluasa dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan secara berlebihan. b. Kelas menengah,
terdiri dari kelompok orang-orang yang berkecukupan yang sudah bisa
memenuhikebutuhan pokok (primer). c. Kelas bawah, Terdiri dari orang-orang
miskin yang masih belum dapat memenuhi kebutuhan primer. Arisoteles membagi
masyarakat secara ekonomi menjadi tiga kelas, yakni : a. golongan sangat kaya,
b. golongan kaya, dan c. golongan miskin. Arisoteles menggambarkan ketiga kelas
tersebut dalam sebuah piramida. : 1. Golongan sangat kaya 2. Golongan kaya 3.
Golongan miskin
Dari
Tiga kelas sosial masing-masing masih dapat dibagi menjadi subkelas sehingga
kalau digambarkan akan menjadi sebagai berikut. : a. Kelas atas : 1. Kelas atas
atas (AA) 2. Kelas atas menengah (AM) 3. Kelas ata bawah (AB) b. Kelas menengah
1. Kelas menengah atas (MA) 2. Kelas menengah menengah (MM) 3. Kelas menengah
bawah (MB) c. Kelas bawah 1. Kelas bawah atas (BA) 2. Kelas bawah menengah (BM)
3. Kelas bawah bawah (BB) Wujud Sosial Kriteria sosial Pelapisan masyarakat
secara sosia; ialah sistem pengelompokan masyarakat menurut status umumnya
nilai status sosial dalam masyarakat diukur dari prestis (gengsi). Contoh:
orang lebih memilih bekerja dikantor dari pada menjadi pedagang Pada masyarakat
Bali, status masing-masing orang ditentukan berdasarkan kasta sehingga tidak
memungkinkan untuk berpindah status. Hal lain yang dianggap penting adalah
menyangkut: a. Hukum adat b. Perkawinan c. Sopan santun Wujud Politik Pelapisan
masyarakat berdasarkan kriteria politik, berarti pembedaan penduduk atau wujud
masyarakat menurut kriteria wewenang dan kekuasaan-kekuasaan. Menurut Max Iver,
ada tiga pola umum sistem status sosial: a. Tipe kasta b. Tipe oligarkhi c.
Demokratis a. Tipe kasta Ciri-ciri: - Memiliki sistem stratifikasi kekuasaan
dengan garis besar pemisah yang tegas dan kaku. - Garis pemisah antara
masing-masing pelapisan hampir tidak mungkin ditembus. - Biasa di jumpai pada
masyarakat berkasta. - Bersifat tertutup b. Tipe Oligarkhi Ciri-ciri: - Garis
pemisahnya tegas diantara strata tapi perbedaan antara status yang satu dengan
yang lain tidak begitu mencolok. - Pelapisan dapat ditembus,
karena bersifat terbuka. - Biasa terdapat pada negara Tasisme atau Feodaly
berkembang. - Kedudukan dipengaruhi oleh faktor kelahiran. c. Tipe demokratis
Ciri-ciri: - Adanya pemisah antara lapisan yang sifatnya bergerak - Faktor
kelahiran tidak menemukan kedudukan seseorang, yang terpenting adalah kemampuan
dan kadang-kadang faktor keberuntungan. 1.7 Sistem stratifikasi pada masyarakat
Indonesia Sistem pelapisan sosial yang pernah berlaku/dialami oleh masyarakat
di Indonesia diantaranya akan dibagi pada berikut ini: A. Sistem pelapisan pada
masyarakat pertanian Berdasarkan pemilikan tanah,
masyarakat pertanian dapat di bedakan atas 3 lapisan,
yaitu:
- Lapisan tertinggi, yaitu petani
yang memiliki rumah, perkarangan, serta lahan.
- Lapisan menengah, yaitu petani
yang memiliki rumah serta perkarangan.
- Lapisan terendah, yaitu petani
yang tidak memiliki rumah,perkarangan ,serta lahan.
Berdasarkan
kreteria ekonomi :
- Lapisan pertama : kaum elit desa
yang memiliki cadangan pangan dan pengembangan usaha
- lapisan kedua terdiri dari orang
yang memiliki cadangan pangan saja
- Lapisan ketiga : orang yang tidak
memiliki cadangan pangan dan cadangan usaha dan mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan konsumsi perutnya
agar tetap hidup
B.
Sistem stratifikasi sosial pada masyarakat feudal Pola dasar masyarakat feudal sebagai
berikut:
- Raja dan kaum bangsawan merupakan
pusat kekuasaan dan harus dihormati.
- Terdapat lapisan utama, yaitu Raja
dan kaum bangsawan dan lapisan bawah, yakni
rakyat.
- Ada pola ketergantungan dan patrimonialistik,
artinya kaum fedral merupakann panutan yang
harus disegani,sedangkan rakyat harus menghambat dan selalu dalam posisi
di rugikan.
- Terdapat pola hubungan antar
kelompok yang ddeskriminatif.
- Golongan bawah cenderung memiliki
sistem stratifikasi tertutup. Contoh lapisan sosial pada masyarakat feodal
a.
Lapisan sosial pada masyarakat Surakarta dan Yogyakarta 1. Kaum bangsawan. 2.
Golongan priyayi, yaitu pegawai kerajaan yang memiliki pendidikan tinggi. 3.
Golongan wong cilik
b.
Lapisan sosial pada masyarakat Aceh 1. Keturunan raja atau bangsawan 2.
Golongan kedua meliputi olei baalang 3. Rakyat biasa
c.
Lapisan sosial pada masyarakat Makassar 1. Golongan bangsawan atau keturunan
raja: o Ana karung, Ana karaeng 2. To-Merdeka 3. ATTA C. Sistem stratifikasi
sosial pada zaman Belanda Secara garis besar digambarkan seperti bagan berikut
ini :
1
Golongan Eropa 2. Golongan Timur Asing 3. Golongan Bumi Putera D. Sistem
stratifikasi sosial pada zaman Jepang Secara garis besar digambarkan seperti
bagan berikut ini : 1 Golongan Jepang 2. Golongan Bumi Putera 3. Golongan Cina
& Eropa
E. Sistem stratifikasi sosial pada
zaman Industri modern Secara garis besar digambarkan seperti bagan berikut ini :
1. Kel. Profesional
2. Kel. Profesional awal dan semi
profesional
3. Buruh rendahan.
Bab
III
KONFLIK SOSIAL DAN INTEGRASI
SOSIAL
Pengertian Konflik
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik diartikan sebagai percekcokan,
perselisihan atau pertentangan. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai
suatu proses sosial antara dua orang atau lebih(atau juga kelompok) yang
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tak
berdaya.
Dalam Bahasa
latin : Configere artinya saling memukul.
Pengertian Konflik
menurut Ahli :
- Soerjono
Soekanto : Suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha
memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan
ancaman dan /atau kekerasan.
- Gillin and
Gillin : konflik adalah bagian dari sebuah proses sosial yang terjadi
karena adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi , kebudayaan dan perilaku.
Faktor-faktor
Penyebab Konflik
Soejono Soekanto
mengemukakan 4 faktor penyebab terjadinya konflik yaitu :
- perbedaan
antarindividu,
- perbedaan
kebudayaan ,
- perbedaan
kepentingan dan
- perubahan
sosial.
Perbedaan antarindividu
Merupakan
perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian, atau ide yang berkaitan dengan
harga diri, kebanggan, dan identitas seseorang.
Sebagai contoh
anda ingin suasana belajar tenang tetapi teman anda ingin belajar sambil
bernyanyi, karena menurut teman anda itu sangat mundukung. Kemudian timbul
amarah dalam diri anda. Sehingga terjadi konflik.
Perbedaan
Kebudayaan
Kepribadian
seseorang dibentuk oleh keluarga dan masyarakat . tidak semua masyarakat
memiliki nilai-nilai dan norma yang sama. Apa yang dianggap baik oleh satu
masyarakat belum tentu baik oleh masyarakat lainnya.
Interaksi sosial
antarindividu atau kelompok dengan pola kebudayaan yang berlawanan dapat
menimbulkan rasa amarah dan benci sehingga berakibat konflik.
Perbedaan Kepentingan
Setiap kelompok
maupun individu memiliki kepentingan yang berbeda pula. Perbedaan kepentingan
itu dapat menimbulkan konflik diantara mereka.
Perubahan Sosial
Perubahan yang
terlalu cepat yang terjadi pada suatu masyarakat dapat mengganggu keseimbangan
sistem nilai dan norma yang berlaku, akibatnya konflik dapat terjadi karena
adanya ketidaksesuaian antara harapan individu dengan masyarakat.
Sebagai contoh
kaum muda ingin merombak pola perilaku tradisi masyarakatny, sedangkan kaum tua
ingin mempertahankan tradisi dari nenek moyangnya. Maka akan timbulah konflik
diantara mereka.
Bentuk-bentuk
Konflik
Menurut Lewis A.
Coser konflik dibedakan menjadi 2 yaitu :
- Konflik
realistis berasal dari kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem
atau tuntutan yang terdapat dalam hubungan sosial.
- Konflik
nonrealistis adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan
persaingan yang antagonis(berlawanan), melainkan dari kebutuhan
pihak-pihak tertentu untuk meredakan ketegangan.
Berdasarkan kedua
bentuk konflik diatas Lewis A. Coser membedakannya lagi kedalam dua bentuk
konflik berbeda, yaitu :
- Konflik
In-group adalah konflik yang terjadi dalam kelompok itu sendiri
- Konflik
Out-Group adlah konflik yang terjadi antara suatu kelompok dengan kelompok
lain.
Menurut Soerjono
Soekanto konflik dibedakan menjadi 5 bentuk, yaitu :
- Konflik atau
pertentangan pribadi
- Konflik atau
pertentangan rasial
- Konflik atau
pertentangan antar kelas-kelas sosial
- Konflik atau
pertentangan politik
- Konflik atau
pertentangan yang bersifat internasional
Berdasarkan
Sifatnya :
- Konflik
destruktif, merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak
senang , rasa benci dan dendam dari seseorang ataupun kelompok orang .
Pada titik tertentu konflik ini dapat merusak atau menghancurkan sebuah
hubungan.
- Konflik
konstruktif, merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini
muncul karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok dalam
menghadapi suatu permasalahan. Konflik ini menghasilkan konsesus dari
perbedaan pendapat menuju sebuah perbaikan.
Berdasrkan posisi
pelaku yang berkonflik
- Konflik
vertikal, konflik antar komponen masyarakat didalam suatu struktur yang
bersifat hirarkis
- Konflik
horisontal,konflik antara individu atau kelompok yang memiliki kedudukan
relatif sama.
- Konflik
diagonal, merupakan konflik yang terjadi karena adanya ketidakadilan
aloksi sumber daya ke seluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan
ekstrim, contoh konflik poso
Berdasarkan sifat
pelaku yang berkonflik
- Konflik
terbuka, merupakan konflik yang diketahui semua pihak, contoh konflik
antara Israel dengan Palestina
- Konflik
tertutup, konflik yang hanya diketahui oleh orang-orang atau kelompok yang
terlibat konflik
Berdasarkan
konsentrasi aktivitas Manusia di dalam masyarakat:
- Konflik sosial,
merupakan konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan sosial
dari pihak yang berkonflik. Konflik sosial dibedakan menjadi dua,yaitu :
1. Konflik sosial
vertikal : konflik yang terjadi antara masyarakat dengan negara.
2. Konflik sosial
horisontal : konflik yang terjadi antar etnis, suku atau agama.
- Konflik
Politik, yaitu konflik yang terjadi akibat terjadi karena perbedaan
kepentingan yang berkaitan dengan kekuasaan
- Konflik
Ekonomi, konflik akibat adanya perebutan sumber daya ekonomi dari pihak
yang berkonflik.
- Konflik
Budaya, konflik akibat adanya perbedaan kepentingan budaya dari pihak yang
berkonflik.
- Konflik
Ideologi, konflik akibat perbedaan paham yang diyakini oleh seseorang atau
sekolompok orang , contoh konflik saat G30-S/PKI
Dari sudut
psikologi sosial, Ursula Lehr mengemukakan konflik sebagai berikut :
- Konflik
dengan orangtua
- Konflik
dengan anak-anak sendiri
- Konflik
dengan keluarga
- Konflik
dengan orang lain
- Konflik
dengan suami atau istri
- Konflik
disekolah
- Konflik dalam
pemilihan pekerjaan
- Konflik agama
- Konflik
pribadi
Dampak Sebuah
Konflik
Dampak sebuah
konflik memiliki 2 sisi yang berbeda yaitu dilihat dari segi positif dan dari
segi negatif.
Segi positif dari
konflik adalah sebagai berikut:
- Konflik dapat
memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau masih belum tuntas
di telaah.
- Konflik
memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma, nila-nilai, serta
hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan
individu atau kelompok.
- Konflik
meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang sedang mengalami
konflik dengan kelompok lain.
- Konflik
merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan
kelompok.
- Konflik dapat
membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma baru.
- Konflik dapat
berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara
kekuatan-kekuatan yang ada di dalam masyarakat.
- Konflik
memunculkan sebuah kompromi baru apabila pihak yang berkonflik berada
dalam kekuatan yang seimbang.
Segi negatif dari
konflik :
- Keretakan
hubungan antarindividu dan persatuan kelompok.
- Kerusakan
harta benda dan hilangnya nyawa manusia.
- Berubahnya
kepribadian para individu.
- Munculnya
dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah.
Konflik Dan
Kekerasan
- Dalam KBBI
kekerasan didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau kelompok yang
menyebabakan cedera atau matinya orang lain, atau menyebabkan kerusakan
fisik atau barang orang lain.
- Secara
sosiologis kekerasan umumnya teradi saat individu atau kelompok yang
berinteraksi mengabaikan norma-norma dan nilai sosial dalam mencapai
tujuan masing-masing.Akibatnya terjadilah konflik yang bermuara
kekerasan.
Teori – teori
tentang Kekerasan :
Menurut Thomas
santoso, terdapat 3 teori tentang kekerasan, yaitu :
- Teori
Kekerasan sebagai tindakan aktor(individu) atau kelompok
- Manusia melakukan kekerasan karena adanya faktor bawaan, seperti
kelainan genetik atau fisiologis
- Teori
Kekerasan Struktural
· Kekerasan
bukan berasal dari orang tertentu melainkan terbentuk dalam suatu sistem
sosial. Para ahli memandang kekerasan tidak hanya dilakukan oleh aktor atau
kelompok semata melainkan dipengaruhi oleh suatu struktur.
- Teori
Kekerasan sebagai kaitan antara aktor dan struktural
· Konflik
merupakan sesuatu yang telah ditentukan sehingga bersifat endemik bagi
kehidupan masyarakat. Oleh karena itu ada 4 jenis kekerasan yang
diidentifikasikan, yaitu :
a. kekerasan
terbuka (yang dapat dilihat)
b. kekerasan
tertutup (kekerasan tersembunyi, berupa ancaman)
c. kekerasan
agresif (kekerasan yang dilakukan untuk mendapatkan sesuatu, penjambretan)
d. kekerasan
defensif (kekerasan yang dilakukan untuk melindungi diri)
Salah satu bentuk
kekerasan kolektif yang akhir-akhir initerjadi adalah : terorisme.
Cara Pengendalian
Konflik dan Kekerasan
Secara umum, ada
tiga macam bentuk pengendalian konflik sosial, yaitu konsoliasi, mediasi dan
arbitasi.
Konsoliasi
Dilakukan melalui
lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan diskusi dan pengambilan keputusan
yang adil di antara pihak yang bertikai.
Mediasi
Dilakukan apabila
kedua pihak yang berkonflik sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai
mediator.
Arbitasi
Dilakukan apabila
kedua belah pihak sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima hadirnya pihak
ketiga yang akan memberikan keputusan-keputusan tertentu untuk menyelesaikan
konflik.
Ajudication
Cara penyelesaian
konflik melalui pengadilan
INTEGRASI SOSIAL
Pengertian
Integrasi Sosial
· Dalam
KBBI integrasi diartikan pembauran sesuatu yang tertentu hingga menjadi
kesatuan yang utuh dan bulat
· Integrasi
sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat
sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebur dapat
meliputi ras, etnis, agama bahasa, kebiasaan, sistem nilai dan lain sebagainya.
Pengertian
integrasi sosial menurut ahli :
- Menurut Baton
: integrasi
sebagai suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam
masyarakat, tetapi tidak memberikan fungsi penting pada perbedaan pada ras
tersebut
Syarat terjadinya
Integrasi
Menurut
William F. Ogburn dan Meyer Nimkoff, syarat terjadinya integrasi sosial
adalah :
- Anggota
masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan
mereka
- Masyarakat
berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai nilai dan
norma
- Nilai dan
norma sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten
Faktor yang
mempengaruhi cepat atau lambatnya proses integrasi
- Homogenitas
kelompok, pada masyarakat yang homogenitasnya rendah integrasi sangat
mudah tercapai , demikian sebaliknya.
- Besar
kecilnya kelompok, jumlah anggota kelompok mempengaruhi cepat lambatnya
integrasi karena membutuhkan penyesuaian diantara anggota.
- Mobilitas
geografis, semakin sering anggota suatu masyarakat datang dan pergi maka
semakin mempengaruhi proses integrasi
- Efektifitas
komunikasi, semakin efektif komunikasi, maka semakin cepat integrasi
anggota-anggota masyarakat tercapai.
Bentuk-bentuk
integrasi sosial
- Integrasi
Normatif : integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku
dimasyarakat, contoh masyarakat Indonesia dipersatukan oleh semboyan
Bhineka Tunggal Ika
- Integrasi
Fungsional, integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya fungsi-fungsi
tertentu dalam masyrakat. Contoh Indonesia yang terdiri dari berbagai
suku, mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi masing-masing, suku
bugis melaut, jawa pertanian, Minang pandai berdagang.
- Integrasi
Koersif, integrasi yang terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki
penguasa.. Dalam hal ini penguasa menggunakan cara koersif.
Proses Integrasi
- Asimilasi :
berhadapannya dua kebudayaan atau lebih yang saling mempengaruhi sehingga
memunculkan kebudayaan baru dengan meninggalkan sifat asli.
- Akulturasi :
proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu
dihadapkan pada kebudayaan asing (baru), sehingga kebudayaan asing (baru)
diserap/diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri, tanpa meninggalkan
sifat aslinya.
Faktor-faktor
Pendorong Integrasi Sosial
- Adanya
tolerasnsi terhadap kebudayaan yang berbeda
- Kesempatan
yang seimbang dalam bidang ekonomi
- Mengembangkan
sikap saling menghargai orang lain dengan kebudayaannya
- Adanya sikap
yang terbuka dengan golongan yang berkuasa
- Adanya
persamaan dalam unsur unsur kebudayaan.
- Adanya
perkawinan campur (amalgamasi)
- Adanya musuh
bersama dari luar.
Bab
IV
MOBILITAS
SOSIAL
A.
Pengertian Umum :
- Gerak sosial (Mobilitas sosial)
adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan
peran anggotanya. Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti
mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang
lain. Kata sosial yang ada pada istilah tersebut mengandung makna gerak
yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial.
Jadi, mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok
orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain. Misalnya, seorang
pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi
seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang.
Contoh lain, seorang anak pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Ia melakukan investasi di suatu bidang yang berbeda dengan ayahnya. Namun, ia gagal dan akhirnya jatuh miskin. Proses perpindahan posisi atau status sosial yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam struktur sosial masyarakat inilah yang disebut gerak sosial atau mobilitas sosial (social mobility) Pengertian menurut Ahli :
Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu
gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak
pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. •
Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas
sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang
mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat
hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan
kelompoknya.
Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa hal tersebut akan membuat orang menjadi lebih bahagia dan memungkinkan mereka melakukan jenis pekerjaan yang peling cocok bagi diri mereka. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial berbeda. Mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, tentu saja kebanyakan orang akan terkukung dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas sosial tertutup. Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodal atau pada masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi.
Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa hal tersebut akan membuat orang menjadi lebih bahagia dan memungkinkan mereka melakukan jenis pekerjaan yang peling cocok bagi diri mereka. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial berbeda. Mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, tentu saja kebanyakan orang akan terkukung dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas sosial tertutup. Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodal atau pada masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi.
B. Bentuk-bentuk mobilitas sosial
Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas sosial , yaitu mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas social vertical dapat dibedakan lagi menjadi social sinking dan social climbing. Sedangkan mobilitas horizontal dibedakan menjadi mobilitas social antarwilayah (geografis) dan mobilitas antargenerasi.
1. Mobilitas vertikal
Mobilitas Vertika : adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal mempunyai dua bentuk yang utama :
- Mobilitas vertikal keatas
- Mobilitas vertikal ke bawah
A. Mobilitas vertical ke atas (Sosial Climbing) Sosial climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau kedudukan seseorang
Sosial climbing memiliki dua bentuk, yaitu :
- Naiknya orang-orang berstatus
sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana status itu telah
tersedia. Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena
memenuhi persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah.
- Terbentuknya suatu kelompok baru
yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah ada. Contoh:
Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua
dari organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya naik.
Adapun
penyebab sosial climbing adalah sebagai berikut :
- Melakukan peningkatan
prestasi kerja
- Menggantikan kedudukan yang kosong
akibat adanya proses peralihan generasi
B.
Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking) Sosial sinking merupakan proses
penurunan status atau kedudukan seseorang. Proses sosial sinking sering kali
menimbulkan gejolak psikis bagi seseorang karena ada perubahan pada hak dan
kewajibannya.
Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk :
Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk :
- Turun nya kedudukan
seseorang ke kedudukan lebih rendah. Contoh: seorang prajurit dipecat
karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan
tugasnya.
- Tidak dihargainya lagi suatu
kedudukan sebagai lapisan sosial. Contoh Tim Juventus terdegradasi ke seri
B.
Penyebab
sosial sinking adalah sebagai berikut.:
- Berhalangan tetap atau
sementara.
- Memasuki masa pensiun.
- Berbuat kesalahan fatal yang
menyebabkan diturunkan atau di pecat dari jabatannya.
2.
Mobilitas horizontal
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.
- Contoh: Pak Amir seorang warga
negara Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan
kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir disebut
dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukan Pak
Amir tidak merubah status sosialnya.
Mobilitas
social horizontal dibedakan dua bentuk :
- Mobilitas social antar wilayah/
geografis Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok dari
satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan
migrasi.Cara untuk melakukan mobilitas sosial
- Mobilitas antargenerasi Mobilitas
antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih,
misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya.
Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau
turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan
itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke
generasi lainnya. Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya
menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik
anaknya menjadi seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi
mobilitas vertikal antargenerasi.
Mobilitas
antargenerasi dibedakan menjadi dua, yaitu mobilitas intragenerasi dan
mobilitas intergenerasi.
- Mobilitas intragenerasi
adalah mobilitas yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang
dalam satu generasi yang sama. Contoh: Pak Darjo awalnya adalah seorang
buruh. Namun, karena ketekunannya dalam bekerja dan mungkin juga
keberuntungan, ia kemudian memiliki unit usaha sendiri yang akhirnya
semakin besar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang anak, yang
pertama bernama Endra bekerja sebagai tukang becak, dan Anak ke-2, bernama
Ricky, yang pada awalnya juga sebagai tukang becak. Namun, Ricky lebih
beruntung daripada kakaknya, karena ia dapat mengubah statusnya dari
tukang becak menjadi seorang pengusaha. Sementara Endra tetap menjadi
tukang becak. Perbedaan status sosial antara Endra dengan adiknya ini juga
dapat disebut sebagai mobilitas intragenerasi.
- Mobilitas Intergenerasi adalah
perpindahan status atau kedudukan yang terjadi diantara beberapa generasi.
Mobilitas
intergenerasi dibedakan menjadi dua yaitu:
- Mobilitas intergenerasi naik
- Mobilitas intergenerasi turun
Contoh : Kakeknya seorang bupati, bapaknya seorang camat dan anaknya
sebagai kepala desa.(intergenerasi turun)
C.
Hubungan Struktur Sosial dan Mobilitas Sosial
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa mobilitas sosial merupakan perpindahan status ataukedudukan dari satu lapisan ke lapisan yanhg lain. Perpindahan tersebut terjadi dalam suatu struktur sosialyang berdimensi vertikal, artinya mudah-tidak nya seseorang melakukan mobilitas sosial tergantung dari struktur sosial masyarakatnya.
1. Mobilitas sosial dalam sistem stratifikasi sosial terbuka
Masyarakat yang memiliki sistem stratifikasi sosial terbuka memberi kesempatan pada para anggotanya untuk melakukan mobilitas sosial vertikal yang terjadi dapat berupa sosial climbing ataupun sinking. Dalam sistem stratifikasi soaial yang terbuka memungkinkan setiap anggota masyarakat bersikap aktif dan kreatif dalam melakukan perubahan-perubahab untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya
Prinsip umum mobilitas sosial dalam masyarakat yang menganut stratifikasi terbuka adalah sebagai berikut:
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa mobilitas sosial merupakan perpindahan status ataukedudukan dari satu lapisan ke lapisan yanhg lain. Perpindahan tersebut terjadi dalam suatu struktur sosialyang berdimensi vertikal, artinya mudah-tidak nya seseorang melakukan mobilitas sosial tergantung dari struktur sosial masyarakatnya.
1. Mobilitas sosial dalam sistem stratifikasi sosial terbuka
Masyarakat yang memiliki sistem stratifikasi sosial terbuka memberi kesempatan pada para anggotanya untuk melakukan mobilitas sosial vertikal yang terjadi dapat berupa sosial climbing ataupun sinking. Dalam sistem stratifikasi soaial yang terbuka memungkinkan setiap anggota masyarakat bersikap aktif dan kreatif dalam melakukan perubahan-perubahab untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya
Prinsip umum mobilitas sosial dalam masyarakat yang menganut stratifikasi terbuka adalah sebagai berikut:
- Tidak ada satu pun masyarakat yang
mutlak tertutup terhadap mobilitas sosial vertikal
- Seterbuka apapun suatu masyarakat
terhadap mobilitas sosial, terkadang tetap ada hambatan-hambatan.
- Setiap masayarakat pasti memiliki
tipe mobilitas sosial vertikal sendiri, tidak ada tipe yang berlaku umum
bagi setiap masyarakat.
- Laju mobilitas sosial disebabkan
oleh faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan yang berbeda-beda.
- Mobilitas sosial yang disebabkan
oleh faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan, tidak menunjukkan adanya
kecenderungan yang kontinu tentang bertambah atau berkurang laju mobilitas
sosial.
2.
Mobilitas Sosial dalam Sistem Stratifikasi Sosial yang Tertutup
Pada masyarakat yang menganut sistem stratifikasi sosial tertutup kemungkinan terjadinya mobilitas sosial vertikal sangat kecil. Hal ini terjadi karena masyarakatnya lebih mengutamakan nilai-nilai tradisional. Contohnya, masyarakat suku Badui Dalam. Mereka lebih memilih menjaga nilai-nilai tradisional dan menolak adanya perubahan. Dari uraian diatas, jelas terdapat hubungan antara mobilitas sosial yang terjadi pada seseorang atau sekelompok orang dengan struktur sosial masyarakat tempat seseorang atau sekelompok orang tersebut berada.
Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai berikut :
Pada masyarakat yang menganut sistem stratifikasi sosial tertutup kemungkinan terjadinya mobilitas sosial vertikal sangat kecil. Hal ini terjadi karena masyarakatnya lebih mengutamakan nilai-nilai tradisional. Contohnya, masyarakat suku Badui Dalam. Mereka lebih memilih menjaga nilai-nilai tradisional dan menolak adanya perubahan. Dari uraian diatas, jelas terdapat hubungan antara mobilitas sosial yang terjadi pada seseorang atau sekelompok orang dengan struktur sosial masyarakat tempat seseorang atau sekelompok orang tersebut berada.
Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai berikut :
- Perubahan standar hidup Kenaikan
penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan
mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi
peningkatan status. Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan
dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer, sehingga
tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat
dikatakan naik apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika
dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika ia menjadi
pegawai rendahan.
- Perkawinan Untuk meningkatkan
status sosial yang lebih tinggi dapat dilakukan melalui perkawinan.
Contoh: Seseorang wanita yang berasal dari keluarga sangat sederhana
menikah dengan laki-laki dari keluarga kaya dan terpandang di
masyarakatnya. Perkawinan ini dapat menaikan status si wanita tersebut.
- Perubahan tempat tinggal Untuk
meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari
tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara
merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan
mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan
disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya
gerak sosial ke atas.
-
D.
Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial
Faktor Pendorong Mobilitas Sosial :
A. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor struktural adalah sebagai berikut :
Faktor Pendorong Mobilitas Sosial :
A. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor struktural adalah sebagai berikut :
- Struktur Pekerjaan Disetiap
masyarakat terdapat beberapa kedudukan tinggi dan rendah yang harus diisi
oleh anggota masyarakat yang bersangkutan
- Perbedaan Fertilitas Setiap
masyarakat memiliki tingkat ferilitas (kelahiran) yang berbeda-beda.
Tingkat fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah jenis pekerjaan
yang mempunyai kedudukan tinggi atau rendah
- Ekonomi Ganda Suatu negara
mungkin saja menerapka sistem ekonomi ganda (tradisional dan modern),
contoh nya di negara-negara Eropa barat dan Amerika. Hal itu tentu akan
berdampak pada jumlah pekerjaan, baik yang bersetatus tinggi naupun
rendah.
B.
Faktor Individu Faktor individu
adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi. Faktor Individu meliputi :
adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi. Faktor Individu meliputi :
- Perbedaan Kemampauan Setiap
individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Mereka yang cakap mempunyai
kesempatan dalam mobilitas sosial.
- Orientasi Sikap terhadap mobilitas
Banyak cara yang di lakukan oleh para individu dalam meningkatka prospek
mobilitas sosialnya, antara lain melalui pedidikan, kebiasaan kerja,
penundaan kesenangan, dan memperbaiki diri.
- Faktor kemujuran Walaupun
seseorang telah berusaha keras dalam mencapai tujuannya, tetapi kadang
kala mengalami kegagalan.
-
C.
Status Sosial
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih tinggi.
D. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal nya tandus dan kekurangan SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke kota besar. Secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas
E.Situasi Politik
Situasi Politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.
F. Kependudukan (Demografi)
Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak, pertambahan jumlah penduduk yang pesa mengakibatkan sempitnya tempat permukiman, dan di pihak lain kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang membuat sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman lain.
G. Keingina Melihat Daerah Lain
Adanya keingina melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.
H. Perubahan kondisi sosial
Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.
I. Ekspansi teritorial dan gerak populasi
Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.
J.Komunikasi yang bebas
Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.
K. Pembagian kerja
Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status tersebut.
L. Kemudahan dalam akses pendidikan
Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, akibat dari kurangnya pengetahuan.
Faktor penghambat mobilitas sosial
Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih tinggi.
D. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal nya tandus dan kekurangan SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke kota besar. Secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas
E.Situasi Politik
Situasi Politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.
F. Kependudukan (Demografi)
Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak, pertambahan jumlah penduduk yang pesa mengakibatkan sempitnya tempat permukiman, dan di pihak lain kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang membuat sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman lain.
G. Keingina Melihat Daerah Lain
Adanya keingina melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.
H. Perubahan kondisi sosial
Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.
I. Ekspansi teritorial dan gerak populasi
Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.
J.Komunikasi yang bebas
Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.
K. Pembagian kerja
Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status tersebut.
L. Kemudahan dalam akses pendidikan
Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, akibat dari kurangnya pengetahuan.
Faktor penghambat mobilitas sosial
Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :
- Kemiskinan Faktor ekonomi dapat
membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin, mencapai status sosial
tertentu merupakan hal sangat sulit
- Diskriminasi Kelas Sistem kelas
terturup dapat menghalangi mobilitas ke atas, terbukti denga adanya
pembatasab keanggotaan suatu orgnisasi tertentu dengan berbagai syarat dan
ketentuan. seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras
berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang
berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai
penguasa. Sistem ini disebut Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson
Mandela, seorang kulit hitam, terpilih menjadi presiden Afrika
Selatan
- Perbedaan Ras dan Agama Dalam
sistem kelas tertutup dapat memungkinkan terjadinya mobilitas vertikal ke
atas. Dalam agama tidak dibenarka seseorang dengan sebebas-bebasnya dan sekehendak
hatinya berpindah-pindah agama sesuai keinginannya.
- Perbedaan jenis kelamin (Gender)
Dalam masyarakat, pria di pandang lebih tinggi derajatnya dan cenderung
menjadi lebih mobil daripada wanita. Perbedaan ini mempengaruh dala
mencapai prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesempatan
dalam masyarakat.
- Faktor Pengaruh Sosialisasi yang
Sangat kuat Sosialisasi yang sangat atau terlampau kuat dalam suatu
masyarakat dapat menghambat proses mobilitas sosial. Terutama berkaitan
dengan nilai-nilai dan adat yang berlaku.
- Perbedaan Kepentingan Adanya
perbedaan kepentingan antarindividu dalam sutu struktur organisasi
menyebabkan masing-masing individu saling bersaing untuk memperebutkan
sesuatu.
-
E.
Saluran-Saluran Mobilitas Sosial
- Angkatan Bersenjata Seseorang yang
tergabung dalam angkatan bersenjata biasabya ikut berjasa dalam membela
nusa dan bangsa sehingga dengan jasa tersebut ia mendapat sejumlah
penghargaan dan naik pangkat.
- Pendidikan Pendidikan, baik formal
maupun nonformal merupakan saluran untuk mobilitas vertikal yang sering
digunakan, karena melalui pendidikan orang dapat mengubah statusnya.
Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang konkret
dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai social elevator
(perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang
lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk
mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi. Contoh: Seorang anak dari
keluarga miskin mengenyam sekolah sampai jenjang yang tinggi. Setelah
lulus ia memiliki pengetahuan dagang dan menggunakan pengetahuannya itu
untuk berusaha, sehingga ia berhasil menjadi pedagang yang kaya, yang
secara otomatis telah meningkatkan status sosialnya
- Organisasi Politik Seorang angota
parpol yang profesional dan punya dedikasi yang tinggi kemungkinan besar
akan cepat mendapatkan status dalam partainya. Dan mungkin bisa menjadi
anggota dewan legislatif atau eksekutif
- Lembaga Keagamaan Lembaga ini
merupakan salah satu saluran mobilitas vertikal, meskipun setiap agama
menganggap bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang sederajat
- Organisasi Ekonomi Organisasi ini,
baik yang bergerak dalam bidang perusahan maupun jasa umumnya memberikan
kesempatan seluas-luasnya bagi seseorang untuk mencapai mobilitas
vertikal.
- Organisasi Profesi Organisasi
profesi lainnya yang dapat dijadikan sebagai saluran mobilitas vertikal,
antara lain ikatan
- Perkawinan Melauli perkawinan
seseorang dapat menaikkan statusnya. Misalnya,seseorang wanita yang
berasal dari keluarga biasa saja menikah dengan pria berstatus sosial
ekonominya lebih tinggi. Hal ini menyebabkan naiknya status sosial nya
sang wanita
- Organisasi keolahragaan Melalui
organisasi keolahragaan, seseorang dapat meningkatkan status nya ke strata
yang lebih tinggi
Cara
umum memperoleh status
Secara umum terdapat dua cara yang dapat digunakan untuk memperoleh status social, yaitu melalui askripsi dan melalui prestasi
Secara umum terdapat dua cara yang dapat digunakan untuk memperoleh status social, yaitu melalui askripsi dan melalui prestasi
- Askripsi, yaitu cara memperoleh
kedudukan melalui kelahiran, contohnya system kasta dan gelar
kebangsawanan
- Prestasi, yaitu cara memperoleh
status atau kedudukan dengan usaha sendiri.
Cara khusus untuk menaikan status :
- Perubahan tingkah laku Untuk
mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status
sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih
tinggi yang diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan hanya tingkah laku,
tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut
untuk mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya. Contoh: agar
penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai orang dari golongan lapisan
kelas atas, ia selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu
dengan kelompoknya, dia berbicara dengan menyelipkan istilah-istilah
asing.
- Perubahan nama Dalam suatu masyarakat,
sebuah nama diidentifikasikan pada posisi sosial tertentu. Gerak ke atas
dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial
yang lebih tinggi. Contoh: Di kalangan masyarakat feodal Jawa, seseorang
yang memiliki status sebagai orang kebanyakan mendapat sebutan
"kang" di depan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas
pamong praja sebutan dan namanya berubah sesau dengan kedudukannya yang
baru seperti "Raden"
- Perubahan tempat tinggal Untuk
meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari
tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara
merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan
mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan
disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya
gerak sosial ke atas.
- Perubahan standar hidup Kenaikan
penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan
mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi
peningkatan status. Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan
dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer, sehingga
tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat
dikatakan naik apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika
dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika ia menjadi
pegawai rendahan.
- Bergabung dengan organisasi
tertentu Untuk meningkatkan statusnya seseorang dapat bergabung dengan
organisasi tertentu , sebagai contoh bergabung dengan organisasi yang
berkelas.
G. Dampak Mobilitas Sosial
Setiap mobilitas sosial akan menimbul kan peluang terjadinya penyesuaian-penyesuaian atau sebalik nya akan menimbulkan konflik.
Menurut Horton dan Hunt (1987), ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya mobilitas sosial vertikal, di antara nya:
- Adanya kecemasan akan terjadi
penurunan status bila terjadi mobilitas menurun.
- Timbulnya ketegangan dalam
mempelajari peran baru dari status jabatan yang meningkat.
- Keterangan hubungan anatar anggota
kelompok primer, yang semula karena seseorang berpindah ke status yang
lebih tinggi atau ke status yang lebih rendah.
Adapun
dampak mobilitas sosial bagi masyarakat, baik yang bersifat positif maupun
negatif antara lain sebagai berikut.
- Dampak Positif :
- Mendorong Seseorang untuk lebih
maju Terbukanya kesempatan untuk pindah dari strata ke strata yang lain
menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk maju dalam
berprestasi agar memperoleh status yang lebih tinggi.
- Mempercepat Tingkat Perubahan
Sosial Masyarakat ke Arah yang Lebih Baik Mobilitas sosial akan lebih
mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik.
Contoh: Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris
ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika
didukung oleh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu
didukung dengan peningkatan dalam bidang pendidikan.
- Meningkatkan Intergrasi Sosial
Terjadi nya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat dapat meningkatkan
integrasi sosial.misalnya, ia akan menyesuaikan diri dengan gaya hidup,
nilai-nilai dan norma-norma yang di anut oleh kelompok orang dengan status
sosial yang baru sehingga tercipta intergrasi soaial.
- Dampak Negatif :
- Timbulnya Konflik Konflik
yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi 3 bagian,
yaitu sebagai berikut. : 1) Konflik Antarkelas Dalam
masyarakat terdapat lapisan-lapisan. Kelompok dalam lapisan tersebut
disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antarkelas
sosial, maka bisa memicu terjadinya konflik antar kelas. 2)
Konflik Antarkelompok sosialKonflik yang menyangkut antara kelompok
satu dengan kelompok yang lainnya. Konflik ini dapat berupa: a. Konflik
antara kelompok sosial yang masih tradisional dengan kelompok sosial yang
modern b. Proses suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial
yang lain yang memiliki wewenang 3) Konflik Antargenerasi
Konflik yang terjadi karena adanya benturan nilai dan kepentingan antara
generasi yang satu dengan generasi yang lain dalam mempertahankan
nilai-nilai denga nilai-nilai baru yang ingin mengadakan perubahan.
- Berkurangnya Solidaritas Kelompok
Penyesuaian diri dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam kelas
sosial yang baru merupakan langkah yang diambil oleh seseorang yamg
mengalami mobilitas, baik vertikal maupun horizontal. Hal ini dilakukan
agar mereka bisa diterima dalam kelas sosial yang baru dan mampu
menjalankan fungsi-fungsinya
- Timbulnya Gangguan Psikologis
Mobilitas sosial dapat pula mempengaruhi kondisi psikologis seseorang,
antara lain sebagai berikut. :
Menimbulkan ketakutan dan kegelisahan pada
seseorang yang mengalami mobilitas menurun.
Adanya gangguan psikologis bila seseorang
turun dari jabatannya
Mengalami frustasi atau putus asa dan malu
bagi orang-orang yang ingin naik ke lapisan atas, tetapi tidak dapat
mencapainya.
Bab V
KELOMPOK
SOSIAL DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL
A. Aneka macam kelompok sosial dalam masyarakat
multikultural
Menurut Mac Iver dan Page kelompok adalah sejumlah
individu yang saling berinteraksi satu sama lain. Para ahli yang lain juga
memberi batasan tentang kelompok yakni suatu kehidupan bersama individu dalam
suatu ikatan. Ikatan hidup bersama tersebut adanya interaksi dan interrelasi
sosial yang memungkinkan timbulnya perasaan bersama.
1. KELOMPOK SEMU
Kelompok semu adalah kelompok yang lahir dalam
masyarakat akan tetapi sifatnya tidak ajeg, kecil kemungkinan untuk membentuk
tradisi serta kesadaran kelompok dan tidak ada suatu keinginan untuk mempererat
ikatan anggotanya.
Ciri-ciri kelompok semu adalah :
a. Tanpa rencana dan terbentuknya secara spontan.
b. Tanpa wadah tertentu untuk mengorganisir.
c. Kelangsungan interaksi, interrelasi serta
komunikasi secara ajeg, tidak kita jumpai.
d. Kesadaran kelompok tidak ada.
e. Kehadirannya tidak tetap ( Davis, 1960 : 351).
Berdasarkan ciri-ciri diatas, kelompok semu dapat
dibagi sebagai berikut :
a. Kerumunan ( Crowd )
Kerumuhan ialah kehadiran orang-orang secara fisik.
Kerumunan ini segera menghilang setelah orang-orangnya bubar, dan dengan dengan
demikian kerumunan merupakan suatu kelompok sosial yang sifatnya sementara.
Kerumunan dapat dibedakan antara yang berguna bagi
organisasi sosial masyarakat yang timbul dengan sendirinya (tanpa diduga
sebelumnya), serta kerumunan yang dikendalikan oleh keinginan-keinginan
pribadi.
b. Massa ( mass )
Massa sebenarnya mendekati kerumunan, karena
ciri-cirinya hampir sama, bedanya terletak pada ciri massa yang kemungkinan
terbentuknya memang disengaja, direncanakan, ada persiapan yang tidak mendadak,
dan tidak spontan.
Contohnya : kelompok yang sengaja dihimpun pada
saat unjuk rasa, berkampanye, dan lain sebagainya.
c. Publik ( public )
Terbentuknya publik karena ada perhatian yang
disatukan oleh alat-alat komunikasi seperti radio, televisi, dan sebagainya.
Alat-alat komunikasi i ni dapat membentuk publik lebih besar lagi jumlahnya.
Pulik sendiri tidak bisa terjadi pada tempat yang sama. Untuk memudahkan
pembentukan publik, digunakan cara-cara yang ada hubungannya dengan nilai-nilai
sosial atau kebiasaan dari masyarakat yang bersangkutan.
2. KELOMPOK NYATA
Kelompok ini mempunyai perbedaan ciri-cirinya, jika
dilihat dari terbentuknya kelompok ini memiliki bermacam-macam bentuk, namun
memiliki satu ciri yang sama yakni : kehadiran selalu konstan.
Bentuk Kelompok nyata terdiri sebagai berikut :
a. Kelompok statistik
Ciri-ciri terbentuknya kelompok ini adalah :
1. Tanpa terencana, tanpa disengaja, tetapi sudah
terbentuk dengan sendirinya
2. Tak terorganisir dalam suatu wadah tertentu
3. Tak ada interaksi, interrelasi dan komunikasi
secara ajeg
4. Tak ada kesadaran kelompok
5. Kehadiannya konstan
Kelompokok statistik ini terbentuk karena dijadikan
sasaran penelitian oleh para peneliti statistik atau para ahli sosiolog untuk
kepentingan penelitian.
b. Kelompok sosieta
Ciri-ciri terbentuknya kelompok ini adalah :
1. Tanpa rencana dan disengaja terbentuk dengan
sendirinya
2. Terhimpun dalam suatu wadah tertentu
3. Kemungkinan adanya interaksi, intrerelasi dan komunikasi
4. Kemungkinan terjadinya kesadaran kelompok
5. Kehadirannya konstan
Kelompok ini mencerminkan adanya kesadaan kelompok,
sebagai akibat kesamaan jenis ( jenis kelamin, warna kulit, tempat domisili )
atau juga karena diikat oleh lambang tertentu misalnya lambang negara, tanda
pengenal kelompok, dan sebagainya.
c. Kelompok Sosial
Kelompok sosial menurut Robert K Merton yaitu
sekumpulan orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan.
Ciri-ciri terbentuknya kelompok ini adalah :
1. Terbentuk dengan sendirinya
2. Ada wadah yang memungkinkan menampung mereka
3. Ada interaksi dan interrelasi, sehingga
terjadinya komunikasi yang intern
4. Ada kesadaran berkelompok
5. Kehadirannya konstan
Kelompok ini dapat disamakan dengan masyarakat dalam
arti khusus. Ini karena terbentuknya oleh karena adnya unsur-unsur lain yang
dapat diuraikan secara mendetail, seperti pekerjaan yang sama, status yang sama
atau jenis kelamin yang sama. Contoh: tetangga, kenalan, teman sepermainan,
teman seperjuangan, teman sekota, dan sebagainya.
d. Kelompok asosiasi
Ciri-ciri terbentuknya kelompok ini adalah :
1. Terencana atau memang disengaja dibentuk
2. Terorganisir secara nyata dalam suatu wadah
3. Ada interaksi dan interrelasi secara ajeg
4. Ada kesadaran berkelompok yang sangat kuat,
serta Kehadirannya konstan
3. KELOMPOK PRIMER DAN SEKUNDER
Konsep tentang kelompok primer dikenalkan oleh
Charles Horton Cooley pada tahun 1909 di Amerika Serikat. Kelompok primer
meliputi dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan akrab dan erat satu sama
lain. Kelompok primer dimudahkan dengan anggota kelompok primer dapat melakukan
kontak face to face, kecilnya kelompok, kontak yang mendalam terus menerus.
Fungsi sosial kelompok primer, kelompok primer
berfungsi sebagai tempat untuk memperkenalkan pola kebudayaan kita, kelompok
ini juga sebagai institusi yang mempersiapkan setiap individu untuk menjalani
kehidupan sosial yang lebih luas, kelompok ini pula yang menentukan arti
kenyataan sosial bagi kita, Karena ia tidak membentuk persepsi kita tentang
dunia, tetapi juga mementuk persepsi kita melalui umpan balik yang diberikan
pada kita, mengenai pantas tidaknya perilaku kita.
Kelompok sekunder adalah kelompok yang didalamnya
orang hanya tahu sedikit saja mengenai orang lain atau tidak tau apa-apa
mengenainya. Interaksi secara formal, lebih nampak dalam kelompok ini. Tiap
individu dalam menjaga hubungan lebih berhati-hati atau cenderung berjaga-jaga.
4. KELOMPOK DALAM DAN KELOMPOK LUAR
Kelompok dalam ( In Group ) ialah satuan sosial
dimana individu menjadi bagian dari padanya, atau dengannya mereka
mengidentifikasikan diri. Identifikasi diri ini berdasarkan kepentingan
tergantung dari keadaan dan persyaratan tertentu. Misalnya, seseorang individu
secara tak langsung menggolongkan dirinya sebagai kelompok kami ( in Group ).
Kelompok luar ( Out Group ) adalah merupakan satuan
sosial dimana individu tidak merupakan bagian daripadanya, atau yang dengannya
mereka tidak mengidentifikaikan diri. Sikap anggota out group selalu ditandai
perbedaan atau sering dengan adanya pertentangan.
5. GEMAINSCHAFT DAN GESELLSCHAFT
Kedua kelompok ini lahir dari karya besar sosiolog
Jerman yaitu Ferdinand Tonnies (1845-1936) yang berjudul Gemainschaft Und
Gesellschaft.
a. Gemainschaft
Kelompok ini bersumber pada anggapan bahwa dalam
setiap diri individu terdapat unsur easenwillen yaitu unsurkemauan manusia yang
berakar dari naluri kemudian menjadi kuat dan sempurna sebagai kebiasaan
bersifat irrasional dan implusif.
Dalam kelompok ini, rasa setia kawan dan
kolektivitas sangat erat, bahkan karena keratan itu sampai melahirkan
iirasional. Keeratan tersebut biasanya didasarkan pada adanya hubungan darah.
Ini bermula dari perkawinan seperti : keluarga, kerabat, suku bangsa, dan
seagainya.
b. Gesellschaft
Kelompok ini bersumber pada anggapan bahwa dalam
setiap diri individu terdapat unsur yang disebut Kurwillen. Yaitu unsur kemauan
manusia yang berakar pada sikap, tin gkah laku, dan perbuatan berdasarkan
pertimbangan akal dan pikiran tertentu dan bersifat rasional. Pikiran yang
mendorong individu bergabung dalam kelompok ini, karena ada maksud dan tujuan
tertentu berdasarkan untung rugi. Diantara para anggotanya hapir tak ada ikatan
batin atau rasa setia kawan yang bersifat naluriah. Unsur kebersamaan ikatannya
sangat longgar. Jadi kalau salah satu anggota sudah tidak membutuhkan yang lain
melalui kelompok ini, mereka dapat melapaskan diri dari kelompok itu.
6. Formal Group dan Informal Group
Formal Group adalah kelompok-kelompok yang
mempunyai peraturan-peraturan yang tegas dan dengan sengaja diciptakan oleh
anggota-anggotanya. Contohnya adalah perkumpulan pelajar, himpunan wanita suatu
instansi pemerintah, persatuan sarjana-sarjana dari suatu perguruan tinggi
tertentu dan sebagainya.
Informal Group tidak mempunyai struktur dan
organisasi yang tertentu atau yang pasti. Kelompok-kelompok tersebut biasanya
terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang berulang kali menjadi dasar bagi
bertemunya kepentingan-kepentingan dan pengalaman-pengalaman yang sama.
7. MEMBERSHIP GROUP DAAN REFERENCE GROUP
Membership Group merupakan kelompok dimana setiap
orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Namun untuk menentukan
keanggotaan secara fisik tidak dapat dilakukan secara mutlak, hal ini
disebabkan karena perubahan-perubahan keadaan yang dappat mempengaruhi derajat
interaksi didalam kelompok. Maka dikemukakan istilah-istilah Nominal Group
member dan Peripheral Group member. Seorang anggota Nominal Group dianggap oleh
anggota-anggota lain sebagai seseorang yang masih berinteraksi dengan kelompok
sosial yang bersangkutan akan tetapi interaksinya dengan anggota-anggota lain
dari kelompok tadi berkurang. Seorang anggota Peripheral Group seolah-olah
sudah tidak ada berhubungan lagi dengan kelompok yang bersangkutan sehingga
kelompok tersebut tidak mempunyai kekuasaan apapun juga atas anggota tadi.
Reference Group adalah kelompok sosial yang menjadi
ukuran bagi seseorang (buka anggota kelompok tersebut)untuk membentuk pribadi
dan perilakunya. Dengan kata lain, seseorang bukan anggota kelompok sosial yang
bersangkutan, mengidentifikasikan dirnya dengan kelompok tadi. Misalnya,
seseoorang yang ingin sekali untuk menjadi mahasiswa, akan tetapi gagal dalam
memenuhi persyaratan untuk memasuki salah satu perguruan tinggi, bertingkah
laku sebagai mahasiswa, walaupun dia bukan mahasiswa.
8. Community dan Society
Community adalah suatu persekutuan hidup yang oleh
polak, disbutnya sebagi oraganisasi total kehidupan sosial dlam suatu wilayah
tertentu.
Unsur-unsur Community sentiment adalah :
a. Seperasaan : unsur seperasaan akibat bahwa
seseorang berusaha untuk mengidentifikasi dirinya dengan sebanyak mungkin orang
dalam kelompok tersebut sehingga kesemuanya dapat menyebutkan dirinya sebagai
kelompok kami, perasaan kami, dan lain sebagainya.
b. Sepenaggungan : setiap individu sadar akan
peranannya dalam kelompok dan keadaan masyarakat sendiri.
c. Saling memerlukan : individu yang ergabung dalam
masyarakat setempat merupakan dirinya bergantung pada comunitynya yang meliputi
kebutuhan fisik maupun kebutuhan-kebutuhan psikologisnya.
Perwujudan yang nyata daripada individu terhadap
kelompoknya yaitu masyarakat setempat adalah berbagai kebiasaan masyarakat,
perikelakuan-perikelakuan tertentu yang secara khas merupakan ciri masyarakat
itu.
Society adalah sering diterjemahkan seperti
masyarakat, akan tetapi society sebenarnya tidak terikat pada adanya persamaan
tempat tinggal. Society biasanya diartikan sebagai masyarakat pada umumnya.
9. ORGANISASI SOSIAL
Stephen Robins ( 1995 ) mendefinisikan organisasi
sebagai kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan batasan yang
relatif, yang diidentifikasikan yang bekerja relatif terus menerus, untuk
mencapai tujuan bersama.
Beberapa komponen yang terdapat dalam organisasi
yaitu :
a. Kesatuan sosial yaitu ada sejumlah orang yang
saling berhubungan yang berlangsung relatif dan terus menerus.
b. Dikoordinasikan yaitu ada unsur pengaturan
dengan struktur yang jelas.
c. Batasan yang relatif dapat diidentifikasikan
artinya ada daftar keanggotaan termasuk pengurus yang dapat membedakan dengan
orang lain yang bukan anggota.
d. Bekerja relatif terus menerus, ada keterkaitan
dan partisipasi anggota secara teratur.
e. Organisasi ini ingin mencapai tujuan.
Ada dua jenis Organisasi sebagai berikut :
a. Organisasi formal
Organisasi formal sifatnya lebih teratur, mempunyai
struktur organisasi yang resmi terdapat perencanaan dan program yang akan
dilaksanakan secara jelas. Contohnya, OSIS, PSSI, PWI dan lain sebagainya.
b. Organisasi Informal
Sifatnya tidak resmi, tidak mempunyai struktur
organisasi yang jelas, begitu juga perencanaan dan progaram-program yang akan
dilaksanakan tidak dirumuskan secara jelas, kadang-kadang terjadi begitu saja
secara spontan. Contohnya, karang taruna, kelompok pecinta sesuatu, fans clup
suatu group musik atau orang-orang terkenal.
10. KELAS SOSIAL
Menurut Soerjono Soekanto, pengertian kelas sosial
hampir sama dengan lapisan sosial, yaitu penentuan kedudukan seseorang
dimasyarakat berdasarkan ekonomi seperti dilihat pada faktor uang, tanah, atau
kekuasaan.
Kriteria penggolongan kelas sosial. Antara lain :
a. Besar jumlah anggota
b. Kebudayaan yang sama
c. kelanggengan
d. Tanda, simbol, atau lambang yang merupakan ciri
khas
e. Batas-batas ysng tegas bagi kelompok itu maupun
kelompok lain
f. Antagonisme tertentu.
Contoh : kelas menengah, golongan pengusaha, kaum
bangsawan.
11. KASTA
Istilah kasta dipakai untuk menyebut setiap lapisan
dalam masyarakat yang sifatnya turun menurun dan diperolehnya status ini sejak
lahir secara permanen tanpa mengalami perubahan sampai dia meninggal dunia.
Seperti pada masyatrakat Bali. Disana masyarakat terbagi menjadi emapat lapisan,
yaitu : Brahmana, Satria, Waisya, dan Sudra.Sistem kasta ini makin jelas dan
makin diperkuat oleh adat istiadat dan agama.
Ciri-ciri kasta dapat disebutkan sebagai berikut :
a. Penghormatan kepada anggota kasta yang lebih
tinggi oleh kasta yang lebih rendah.
b. Terhadap kasta yang lebih rendah selalu
ditekankan tentang inferioritas yang melekat pada diri mereka.
c. Kasta yang lebih rendah kurang mendapat
kesempatan yang lebih baik seperti pendidikan yang baik, atau usaha yang lebih
besar.
d. Pria dari kasta yang lebih tinggi dapat kawin
dengan wanita dalam kastanya atau dari kasta yang lebih rendah, sedangkan pria
dari kasta yang lebih rendah hanya dapat kawin dengan wanita dari kastanya
sendiri.
12. LEMBAGA
Lembaga berarti suatu sistem norma untuk mencapai
tujuan tertentu yang oleh masyarakat dianggap penting. Sistem norma tersebut
mencakup gagasan, aturan, tata cara kegiatan, dan ketentuan sanksi ( reward
system ).
Ciri-ciri lembaga sosial menurut Gillin dan Gillin
yaitu :
1. Pola
pemikiran dan perilaku yang terwujud dalam aktivitas-aktivitas masyarakat
beserta hasil-hasilnya.
2.
Mempunyai suatu tingkat kekekalan tertentu.
3.
Mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.
4.
Mempunyai alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan lembaga tersebut.
5.
Memiliki lambang-lambang yang merupakan simbol untuk menggambarkan tujuan dan
fungsi lembaga tersebut.
6. Dalam
merumuskan tujuan dan tata tertibnya, lembaga memiliki tradisi yang tertulis
dan tidak tertulis.
0 komentar:
Posting Komentar